Jawaban:

Kepiting yang berbuat baik

Diceritakan ada seorang pendeta yang berjalan menyeberangi sungai yang kering. Disana beliau melihat kepiting yang sangat kurus dan bahkan hampir mati. Iba hati sang pendeta melihat sang kepiting. Kepiting itu kemudian diambil lalu di taruh di sebuah kolam. Lama kelamaan tumbuh besar kepiting tersebut. Ketika Sang Pendeta menjelang tidur disebuah bale bale ditengah kolam, tiba tiba datanglah Sang Ular dan Sang Gagak. Mereka berdua berencana membunuh sang pendeta. Sang kepiting mengetahui rencana tersebut, kemudian ia pura pura ikut. Sang Kepiting berkata kepada Sang Ular dan Sang Gagak bahwa ia akan ikut serta dalam rencana tersebut. Ketika rencana mereka bertiga sudah matang. Sang kepiting lalu di gendong di leher sang Ular dan Gagak. Capit sang kepiting lalu mencapit leher sang ular dan sang gagak hingga putus.

Sang pendeta tiba tiba bangun, karena mendengar suara sang Gagak dan sang ular. Sungguh mulia prilaku sang Kepiting, ia tidak lupa pernah berhutang nyawa. Hewan saja tahu balas budi apalagi manusia. Sebenarnya perilaku manusia itu harusnya bisa lebih mulia daripada itu.

Nah sekarang, untuk semuanya, tolong selalu diingat, jika kita pernah ditolong maka kita harus ingat bahwa kita memiliki hutang budi. Jika bisa membalasnya, harus kita balas / bayar, namun jika belum memiliki kemampuan maka kita harus menyampaikan kepadanya dengan bahasa yang sopan, agar kita tidak disebut sebagai orang yang tidak tahu balas budi.

Penjelasan:

Semoga membantu dan tidak keliru.

Ada beberapa kata atau kalimat yang bapak padafrasekan atau singkat karena tidak ada padannya dalam bahasa Indonesia namun tidak merubah maknanya.

Suksema