Puisi rakyat atau puisi lama terlihat lebih kaku, disebabkan oleh:

• Aturan jumlah kata dalam tiap baris.
• Jumlah baris dalam tiap bait.
• Pengulangan kata yang bisa di awal atau di akhir sajak atau yang dikenal dengan sebutan rima.
• Masih dalam bentuk syair, pantun, dan gurindam.

Puisi baru atau puisi modern tidak bersifat kaku seperti puisi lama, disebabkan oleh:

• Nama penyair atau pengarang puisi baru selalu tercantum sehingga dapat ditelusuri.
• Lariknya simetris, penuh rima, dan irama.
• Bahasa kiasan yang banyak dimanfaatkan adalah perbandingan.
• Para penyairnya sudah tidak lagi menulis puisi dalam bentuk pantun, syair, atau gurindam.

Pembahasan

Merujuk pada buku Bahasa Indonesia Modul 7 Puisi Rakyat yang dipublikasikan di laman Kemdikbud, puisi rakyat ialah warisan bangsa yang berupa puisi, syair, pantun, dan gurindam, yang memiliki nilai pesan moral, agama, dan budi pekerti.

Kemudian menurut James Danandjaja, puisi rakyat merupakan kesusastraan rakyat yang sudah ditentukan bentuknya. Puisi rakyat biasanya terdiri dari beberapa deret kalimat, atau berbentuk mantra (dibacakan lisan), panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.

Merujuk pada buku Menyelami Keindahan Sastra Indonesia (2019) karya Lianawati menyatakan, puisi baru tidak terikat oleh aturan-aturan yang berlaku pada puisi lama. Maka dapat disimpulkan bahwa puisi baru adalah puisi bebas.

Seperti namanya, puisi baru merupakan puisi modern yang mengikuti perkembangan zaman.Puisi baru tidak kaku seperti puisi lamakarena nama penyair atau pengarang puisi baru selalu tercantum sehingga dapat ditelusuri.

Pelajari lebih lanjut

Pelajari lebih lanjut materi tentang jenis puisi lama, pada : yomemimo.com/tugas/17808261

#BelajarBersamaBrainly