Ukara tanggap ing nduwur yaiku :

• Ukara tanggap : Turangga dititihi Pangeran Diponegoro.
• Ukara Tanggap : Redi semeru minggu ngajeng badhe kulo minggahi.
• Ukara Tanggap : Setraketipa didhawuhi Pangeran Mangkubumi padho dhaharan.
• Ukara Tanggap : Woh-wohan ingkan dipun beta dhateng para prajurit diaturaken Setraketipa.
• Ukara Tanggap : Gegana diambah Raden Gathotkaca.

Yang artinya :

• Kuda dinaiki oleh pangeran Diponegoro.
• Gunung Semeru minggu depan akan saya daki.
• Setraketipa diperintahkan Pangeran Mangkubumi untuk siaga.
• Buah-buahan yang dibawakan prajurit untuk dipersembahkan Setraketipa.
• Awan dilintasi oleh Raden Gathotkaca.

Penjelasan:

Ukara tanggap merupakan kalimat yang mempunyai predikat atau dalam bahasa jawa disebut dengan wasesa dengan menggunakan kata kerja atau tembung kriya tanggap dan merubah susunan kata kerja dengan mendapatkan awalan atau ater-ater tripurusa (dak-, kok-, di-) dan subjek yang memiliki kata sifat. Atau dalam artian lain ukara tanggap disebut kalimat pasif. Contohnya :

• Aku diseneni adhikku. Artinya saya dimarahi adik saya.
• Motore kok gowo menyang pasar. Artinya motornya terbawa ke pasar.

Sedangkan ukara tanduk merupakan kalimat yang mempunyai predikat atau dalam bahasa jawa wasesa dengan menggunakan kata kerja atau disebut tembung kriya tanduk dengan mendapatkan ater-ater atau tambahan yang merubah suara (n-, m-, ng-, ny-), sehingga Subyek dalam ukara tanduk mempunyai atau bersifat melakukan. Contohnya:

• Ibu menyang peken saben dino. Artinya ibu berangkat ke pasar setiap hari.

Pelajari Lebih Lanjut :

Pelajari lebih lanjut materi tentangUkara Tanggappada yomemimo.com/tugas/34444511

#BelajarBersamaBrainly