Pada soal di atas tidak dimasukan kawih yang dimaksudkan. Oleh karena itu, pada lama ini akan langsung membahas mengenai purwakanti secara menyeluruh.

Pembahasan:

Purwakanti merupakan kemiripan bunyi suara ujung suku kata pada puisi, baik dalam baris maupun dalam bait. Purwakanti juga merupakan salah satu ciri-ciri dari puisi Sunda. Dilihat dari letak kata-katanya, purwakanti terbagi menjadi dua macam, yaitu purwakanti rantayan dan purwakanti runtuyan.

• Purwakanti rantayan merupakan kemiripan bunyi suara ujung suku kata yang ada dalam suatu baris puisi.
• Purwakanti runtuyan merupakan kemiripan bunyi suara ujung suku kata yang terdapat pada satu baris puisi dengan baris lainnya dalam satu bait puisi.

Jenis-Jenis Purwakanti

Purwakanti terbagi menjadi 10 jenis sesuai dengan yang dikemukakan oleh M.A Salmun. Dalam laman ini akan dibahas beberapa jenis dari total 10 jenis tersebut.

1. Purwakanti pangluyu merupakan kemiripan bunyi suara ujung suku kata dalam baris atau bait. Contoh: Genah merenah tumaninah (a, nah) / Diteuteup ti hareup sieup (eu, eup)
2. Purwakanti larasmadya merupakan purwakanti runtuyan yang terdapat di tengah baris. Contoh: Sok hayang nyaba ka Bandung / Sok hayang nyaho nanjakna / Sok hayang nanya nu pundung / Sok hayang nyaho nyentakna.
3. Purwakanti laraswekas merupakan purwanakti yang murwakanti suku kata akhir (baik dalam baris maupun bait). Contoh: pecat sawed bati ewed.
4. Purwakanti laraspurwa merupakan purwakanti yang murwakanti suku kata awal, baik pada rantaran ataupun runtuyan. Contoh: cing cangkeling manuk cingkleung cindeten.

Pelajari lebih lanjut:

Materi mengenai Purwakanti dalam Kawih Tanah Sunda pada yomemimo.com/tugas/6725899

#BelajarBersamaBrainly #SPJ1