Berikut adalah analisis transaksi-transaksi tersebut dan pengaruhnya terhadap arus kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, atau investasi dan pendanaan non-kas:

a. Diterbitkan saham biasa secara tunai (nilai par Rp 50.000.000,00): Transaksi ini tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas dari aktivitas apa pun. Namun, pada saat penerbitan saham, arus kas masuk terjadi dari aktivitas pendanaan.

b. Dibeli mesin dengan wesel jangka panjang (harga pembelian Rp 30.000.000,00): Transaksi ini mengakibatkan arus kas keluar dari aktivitas investasi karena perusahaan membayar dengan wesel jangka panjang.

c. Diterbitkan saham biasa untuk menukar utang obligasi (nilai par saham Rp 200.000.000,00): Transaksi ini tidak memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas karena tidak ada arus kas yang terjadi. Namun, pada saat pertukaran saham, dapat dikategorikan sebagai aktivitas pendanaan.

d. Diumumkan dan dibayar dividen tunai (jumlah dividen Rp 18.000.000,00): Transaksi ini mengakibatkan arus kas keluar dari aktivitas pendanaan karena perusahaan membayar dividen tunai.

e. Dijual investasi jangka panjang (harga penjualan Rp 15.000.000,00): Transaksi ini mengakibatkan arus kas masuk dari aktivitas investasi karena perusahaan mendapatkan tunai dari penjualan investasi.

f. Diterima kas pelunasan piutang (jumlah pelunasan Rp 16.000.000,00): Transaksi ini mengakibatkan arus kas masuk dari aktivitas operasi karena perusahaan menerima tunai dari pelunasan piutang.

g. Dibayar utang usaha (jumlah pembayaran Rp 18.000.000,00): Transaksi ini mengakibatkan arus kas keluar dari aktivitas operasi karena perusahaan membayar utang usaha dengan tunai.

Berdasarkan analisis di atas, dapat dilihat bahwa:

- Transaksi a, c, dan d terkait dengan aktivitas pendanaan.

- Transaksi b dan e terkait dengan aktivitas investasi.

- Transaksi f dan g terkait dengan aktivitas operasi.

Tidak ada transaksi yang mengakibatkan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan non-kas.