Berikut ini adalah pertanyaan dari vanarayu pada mata pelajaran B. Daerah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Pada zaman dahulu didesa tersebut hiduplah seorang wanita paruh baya bernama Nyai Bagendit yang berstatus janda. Janda tersebut memiliki harta yang melimpah peninggalan dari almarhum suainya yang telah lebih dahulu meninggalkannya. Jadi tersebut tidak memiliki anak sehingga ia hidup sendiri di rumahnya.
Kekayaan yang ia miliki sering kali menjadi kekhawatiran bahwa hartanya akan habis dan ia akan jatuh miskin. Oleh karena ketakutan tersebut, Nyai Bagendit menjadi wanita yang pelit padahal ia adalah orang yang paling kaya diantara warga desa lainnya. Selain pelit, Bagendit juga merupakan sosok yang tidak ramah kepada orang lain.
Nyai Bagendit akan membantu warga yang sedang kesulitan dalam hal ekonomi dengan cara meminjamkan uang namun dengan ganti bunga yang sangat tinggi. Selain itu apabila warga yang telat membayar hutang kepadanya akan mendapatkan perlakuan kasar dari orang suruhan Nyai Bagendit dan menyita rumah warga yang berhutang tersebut sebagai gantinya.
Para warga sebenarnya sangatlah kesal dan jengkel terhadap sikap Nyai Bagendit yang pelit tersebut. Bahkan Nyai Bagendit juga sering memamerkan harta kekayaannya kepada warga sekitar tanpa belas kasihan.
Suatu hari saat Nyai Bagendit sedang bersantai di halaman rumahnya sambil menghitung uang dan emas yang dimilikinya datanglah seorang kakek yang telah sangat tua berjalan ke arah rumah Bagendit sambil dipapah dengan menggunakan sebuah tongkat.
Sang kakek yang seorang pengembara itu bermaksud meminta sedikit air minum kepada Bagendit karena kehausan setelah menempuh perjalanan jauh. Namun, Nyai Bagendit tidak memberikannya dan justru malah memarahi kakek tersebut dengan kasar. Nyai Bagendit juga mengusir kakek tersebut untuk pergi dari rumahnya.
Sang kakek sangat kecewa dan sedih kemudian ia mendirikan tongkatnya di depan rumah Nyai Bagendit sambil berkata bahwa Nyai Bagendit akan menerima pelajaran dari sikapnya yang pelit tersebut. Nyai Bagendit tidak memperdulikan dan hanya tertawa mendengar ucapak kakek tua tersebut lalu masuk ke dalam rumahnya.
Tongkat sang kakek kemudian di cabut dan dari lubang tanah tersebut munculah air yang lama-lama mengakibatkan banjir. Para penduduk desa berlarian menyelamatkan diri dan sang kakek menghilang entah kemana. Setelah air meluap sudah hampir besar, Nyai Bagendit baru menyadari dan ia malah menyelamatkan kekayaannya.
Sambil membawa sekotak uang dan emas Bagendit mencoba meminta tolong namun tidak ada orang yang mmendengarnya karena desa telah sepi penghuni. Nyai Bagendit pun tenggelam bersama kekayaannya dan air semakin meluap dan membentuk seperti danau. Kemudian danau tersebut diberi nama Danau Bagendit atau Situ Bagendit.
Penjelasan:
HIKMAH CERITA DAERAH
Dari penggalan kisah Situ Bagendit di atas dapat kita ambil suatu hikmah bahwa, sifat pelit dan tamak merupakan penyakit hati yang seharusnya kita jauhi. Karena sifat tamak pelit dengan orang lain, khususnya terhadap orang yang membutuhkan, dapat mendatangkan musibah bagi pelakunya.
Sebagaimana Bagendit yang tamak -rakus dengan harta benda dan takut kehilangannya- dan enggan membantu orang yang meminta pertolongan kepadanya akhirnya tenggelam karena sifat tamaknya yang lebih mementingkan menjaga harta bendanya daripada menyelematkan diri dari banjir yang menimpa rumahnya.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh saniasalsa21 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 23 May 23