artikanIng pangrawuh lair batin aja mamang,yen sira wus udani,mring sariranira,lamun

Berikut ini adalah pertanyaan dari franco52 pada mata pelajaran B. Daerah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

ArtikanIng pangrawuh lair batin aja mamang,
yen sira wus udani,
mring sariranira,
lamun ana kang Murba,
masesa ing alam kabir,
dadi sabarang,
pakaryanira ugi.​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Arti dari soal diatas

Ing pangrawuh lair batin aja mamang.

Kanggo ngetokake sikap lair lan batin ojo mamang (ragu).

Yen sira wus udani.

Yen kowe wis ngerti.

Mring sariranira.

Mangerteni awakmu dhewe

Lamun ana kang murba.

Yen ana sing wewenang.

Masesa ing alam kabir.

Nguwasai ing alam fana.

Dadi sabarang

Ndadekne sakkabehe.

Pakaryanira ugi.​

Kalebu karyamu pisan.

Soal diatas merupakan Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV yaitu pupuh ke-7 Durma pada bait ke-107. Maksud dari serat diatas adalah kekuatan dari Sang Maha Kuasa dalam meyakinkan kita untuk menjadi orang yang kuat dalam memerangi hawa nafsu.

Penjelasan:

Serat Wulangreh berasal dari bahasa sansekerta yaitu "serat" yang berarti tulisan, "wulang" yang berarti ilmu/ajaran, dan "reh" yang berarti jalan atau aturan. Sehingga pengertian dari serat wulangreh adalah ilmu yang dipelajari manusia untuk mencapai suatu tujuan. Adapun maksud dari tujuan yang harus dicapai pada serat ini adalah tingkah laku atau tata cara kita dalam menuju kehidupan yang sempurna. Untuk mencapai hal tersebut, tidak hanya pemahaman atas ilmu pendidikan semata, kita juga harus mengutamakan pendidikan moral dan budi pekerti.

Serat wulangreh merupakan salah satu karya sastra berupa tembang macapat yang dibuat oleh Sri Susuhana Pakubuwana IV. Serat wulangreh mengandung ajaran tentang nilai luhur dan nilai moral yang digunakan untuk membangun budi pekerti dan olah spiritual.

Tembang macapat yang digunakan didalam serat wulangreh pada soal diatas adalah tembang Durma. Dimana kata durma sendiri berasal dari kata “Munduring tata krama” yang artinya tata krama yang mundur. Maksudnya tembang ini menggambarkan contoh perilaku tata krama yang buruk seorang manusia. Tembang durma nduweni 12 pada lan:

  • Guru gatra : 7 larik
  • Guru lagu :  a, i, a, a, i, a, i
  • Guru wilangan : 12, 7, 6, 7, 8, 5, 7

Adapun jenis-jenis tembang lainnya yang digunakan didalam Serat wulangreh, adalah:

  • Gambuh. 17 pada.
  • Pangkur. 17 pada.
  • Sinom. 33 pada.
  • Asmaradhana. 28 pada.
  • Kinanthi.  16 pada.
  • Pucung. 23 pada.
  • Mijil. 26 pada.
  • Dandhanggula. 8 pada.
  • Megatruh. 17 pada.
  • Maskumambang. 34 pada.
  • Girisa. 33 pada
  • Wirangrong. 27 pada.

Pelajari lebih lanjut

1. Materi tentang contoh serat wulangreh pupuh dhandanggula yomemimo.com/tugas/33167430

2. Materi tentang contoh serat wulangreh pupuh pangkur yomemimo.com/tugas/12101539

3. Materi tentang contoh serat wulangreh pupuh sinom yomemimo.com/tugas/12561432

Detail jawaban

Kelas  : SMP

Mapel : Bahasa Jawa

Bab    : Tembang Macapat - Serat Wulangreh

Kode  :

#AyoBelajar

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh YuniarFakhruNisa dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 19 May 21