Berapa bentuk doa religi dalam sikap hidup kebendaan bagi

Berikut ini adalah pertanyaan dari ikskswgp pada mata pelajaran B. Daerah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

    Berapa bentuk doa religi dalam sikap hidup kebendaan bagi masyarakat Sumba Timur ?plisss dijawab dengan benar​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

5 Tradisi 'Ajaib' Masyarakat Sumba

1. Belis

Belis merupakan tradisi seserahan dalam pernikahan masyarakat Sumba. Pria yang ingin meminang wanita Sumba wajib memberikan sejumlah hewan ternak sebagai seserahan, mulai dari kerbau, sapi, babi, hingga Kuda Sandalwood atau Pasola.

Jumlah hewan yang menjadi syarat pernikahan itu ditentukan oleh keluarga calon mempelai wanita, sehingga keluarga calon mempelai pria harus memenuhinya.

Semakin terpandang keluarga calon mempelai wanita, semakin banyak jumlah hewan yang harus diberikan. Misalnya, seorang pria ingin menikahi wanita dari keluarga bangsawan, minimal ia harus membawa 40 ekor kuda Pasola berikut belasan hewan ternak lainnya.

2. Pasola

Setiap tahunnya, Sumba menggelar Upacara Kuda Pasola sebagai tradisi. Kuda yang dikembangbiakkan sejak zaman dahulu kala di sana juga menjadi status sosial bagi masyarakat Sumba.

Atraksi utama dalam Upacara Kuda Pasola ialah adegan saling serang antar kampung. Pemuda naik ke atas kuda sambil saling melemparkan lembing atau menghunuskan parang atau yang disebut katalog. Tapi tenang saja, tidak ada yang terluka serius dalam atraksi mengerikan tersebut.

Upacara Kuda Pasola hingga saat ini masih digelar di sejumlah desa adat yang kental dengan kepercayaan Marapi, seperti di Kodi (Sumba Barat Daya) serta Warnika, Lamboya, dan Gaura (Sumba Barat).

Upacara Kuda Pasola dilakukan bergantian di sana mulai dari bulan Februari sampai Maret setiap tahunnya.

Pemerintah daerah yang didukung Kementerian Pariwisata lalu mengemas tradisi tersebut menjadi Festival Kuda Pasola.

3. Kubur Batu

Di desa adat dan pemukiman pelosok, warga masih terlihat bangunan batu berbentuk kubus yang dijadikan makam keluarga.

Jasad tak diletakkan terlentang, tetapi meringkuk seperti bayi yang berada dalam janin. Sebelum "disimpan" dalam kubur batu, jasad juga telah didandani oleh baju adat Sumba

Salah satu tradisi yang masih mereka anut ialah kepercayaan Marapi. Masyarakat Sumba yang berada di desa adat atau pedalaman biasanya masih menganut agama tersebut.

Selain kepercayaan Marapi, berikut ini ialah tradisi lain masyarakat Sumba yang patut diketahui:

1. Belis

Belis merupakan tradisi seserahan dalam pernikahan masyarakat Sumba. Pria yang ingin meminang wanita Sumba wajib memberikan sejumlah hewan ternak sebagai seserahan, mulai dari kerbau, sapi, babi, hingga Kuda Sandalwood atau Pasola.

Jumlah hewan yang menjadi syarat pernikahan itu ditentukan oleh keluarga calon mempelai wanita, sehingga keluarga calon mempelai pria harus memenuhinya.

Semakin terpandang keluarga calon mempelai wanita, semakin banyak jumlah hewan yang harus diberikan. Misalnya, seorang pria ingin menikahi wanita dari keluarga bangsawan, minimal ia harus membawa 40 ekor kuda Pasola berikut belasan hewan ternak lainnya.

2. Pasola

Setiap tahunnya, Sumba menggelar Upacara Kuda Pasola sebagai tradisi. Kuda yang dikembangbiakkan sejak zaman dahulu kala di sana juga menjadi status sosial bagi masyarakat Sumba.

Atraksi utama dalam Upacara Kuda Pasola ialah adegan saling serang antar kampung. Pemuda naik ke atas kuda sambil saling melemparkan lembing atau menghunuskan parang atau yang disebut katalog. Tapi tenang saja, tidak ada yang terluka serius dalam atraksi mengerikan tersebut.

Upacara Kuda Pasola hingga saat ini masih digelar di sejumlah desa adat yang kental dengan kepercayaan Marapi, seperti di Kodi (Sumba Barat Daya) serta Warnika, Lamboya, dan Gaura (Sumba Barat).

Upacara Kuda Pasola dilakukan bergantian di sana mulai dari bulan Februari sampai Maret setiap tahunnya.

Pemerintah daerah yang didukung Kementerian Pariwisata lalu mengemas tradisi tersebut menjadi Festival Kuda Pasola.

3. Kubur Batu

Di desa adat dan pemukiman pelosok, warga masih terlihat bangunan batu berbentuk kubus yang dijadikan makam keluarga.

Jasad tak diletakkan terlentang, tetapi meringkuk seperti bayi yang berada dalam janin. Sebelum "disimpan" dalam kubur batu, jasad juga telah didandani oleh baju adat Sumba.

Sumba tak identik dengan kekerasan, karena benda tajam yang disebut katopo itu merupakan aksesori yang memang biasa dibawa warga.

Katopo berukuran sekitar 50 sampai 70 centimeter. Benda tajam tersebut diselipkan dalam kain yang melilit di pinggang.

Bagi kaum pria, katopo juga sebagao simbol kejantanan. Baik pria dan wanita di Sumba menggunakan katopo untuk alat bantu bekerja, baik di ladang maupun di peternakan.

5. Kede

Kedemerupakan upacara kematian dalam tradisi Sumba. Keluarga maupun kerabat dari seseorang yang meninggal itu akan mengantarkan hewan ternak ke kediaman yang meninggal.

Berbeda dengan pernikahan, dalam kede tak ada batasan jumlah hewan ternak yang wajib diberikan.

Setelah hewan ternak diterima, pihak keluarga yang berduka langsung menyembelih hewan tersebut, lalu dimasak dan disajikan kepada pelayat. dipotong.

Prosesi ini hampir sama dengan yang dilakukan masyarakat Tana Toraja, namun minus prosesi adu kerbau.

maaf kalau salah jadikan jawaban tercerdas

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh aquinonallengunawan0 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 05 Dec 21