Teater menurut Sirajul Huda adalah miniatur jiwa dan perilaku manusia dengan segala fungsi dan kedudukannya.

Tokoh seniman yang mengadopsi 'badamoeloek' di kalimantan selatan pada zaman dulu adalah   Anggah Putuh dan Anggah Datu Irang.

Lima seniman mamanda era tahun 1950-an antara lain:

1. Bakhtiar Sanderta
2. Adjim Arijadi
3. Arsyad Indradi
4. Sapri Kadir
5. Abdul Hamid

Penjelasan:

Mamanda merupakan salah satu seni teater tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan yang mempunyai alur cerita tentang kerajaan yang memiliki unsur-unsur nilai budaya, sejarah kehidupan, contoh teladan yang baik, sindiran dan kritik sosial yang membangun. Mamanda berasal dari kesenian Badamuluk yang berasal dari Malaka yang dibawa oleh rombongan Abdul Moeloek pada tahun 1897 atau lebih dikenal dengan sebutan komedi Indra Bangsawan yang dipimpin oleh Encik Ibrahim bin Wangsa bersama istrinya, Cik Hawa. Kemudian beradaptasi menjadi sebuah teater yang bernama Badamuluk yang dikenalkan oleh Anggah Putuh dan Anggah Datu Irang dan seiring berjalannya waktu masyarakat mengenalnya dengan sebutan Mamanda.

Seorang pakar seni budaya bernama Sirajul huda menyenangi teater mamanda ini dengan ikut memainkan mamanda dan berusaha menurunkan kesenian ini kepada kader-kader maupun menuliskannya dalam sebuah buku. Beberapa seniman atau budayawan yang pernah menjadi mentor nya adalah sapri kadir, bachtiar sanderta, adjim arijadi, Arsyad Indradi, Tajuddin Noor Ganie, Iberamsjah Barbary, Encik Abdul Hamid, Encik Usman Ancau, dan maih banyak lagi tokoh-tokoh mamanda yang lainnya.

Pelajari lebih lanjut

Materi tentang yang dimaksud teater tradisional dapat dilihat pada yomemimo.com/tugas/1376083

#BelajarBersamaBrainly