3.Mengapa jepang menduduk organisasi islam di indonesia 4.Bagaimana peran-peran perempuan

Berikut ini adalah pertanyaan dari luhhan942 pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

3.Mengapa jepang menduduk organisasi islam di indonesia4.Bagaimana peran-peran perempuan dalam organisasi yg pernah dibentuk pada masa pendudukan jepang
5.Tuliskan organisasi-organisasi semi mileter pada masa kepenjajahan beserta fungsi​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:Selama menduduki Indonesia, Jepang membentuk sejumlah organisasi militer dan semimiliter untuk mempersiapkan kaum muda menjaga pertahanan Jepang. Organisasi semimiliter yang dibentuk yakni: Barisan Pemuda Asia Raya San A Seinen Kutensho Korps Pemuda (Seinendan) Korps Kewaspadaan (Keibodan) Barisan Pelopor (Suishintai) Hizbullah (Kaikyo Seinen Teishinti) Barisan Berani Mati (Jibakutai) Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang Berikut penjelasan organisasi semimiliter bentukan Jepang seperti dikutip dari buku Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019): Barisan Pemuda Asia Raya Sebelum membentuk organisasi semimiliter, Jepang telah membentuk organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan. Organisasi-organisasi itu diisi anak muda. Anak muda dilatih prinsip dan tradisi bangsa Jepang yakni kedisiplinan dan semangat juang. Selain itu, mereka juga mendapat pelatihan fisik khusus. Salah satunya lewat Barisan Pemuda Asia Raya yang merupakan sayap dari Gerakan Tiga A. Baca juga: Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang Barisan Pemuda Asia Raya diresmikan pada tanggal 11 Juni 1942. Barisan ini diketuai dr. Slamet Sudibyo dan SA Saleh. BPAR diadakan dari tingkat pusat di Jakarta. Kemudian di daerah-daerah dibentuk Komite Penginsafan Pemuda. Anggotanya terdiri atas unsur kepanduan. Komite ini menyesuaikan dengan situasi daerah masing-masing. BPAR mengadakan program latihan dalam jangka waktu tiga bulan. Jumlah peserta tidak dibatasi. Semua pemuda boleh masuk mengikuti latihan. Latihan BPAR menekankan pentingnya semangat dan keyakinan. Para pemuda digembleng untuk memimpin pemuda lainnya. Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang San A Seinen Kutensho Selain BPAR, di bawah Gerakan Tiga A, Jepang juga membentuk San A Seinen Kutensho. San A Seinen Kutensho dibentuk oleh H Shimuzu dan Wakabayashi. Pelatihan San A Seinen Kutensho diadakan selama 1,5 bulan. Latihan ini terbuka bagi mereka yang pernah aktif di organisasi, misalnya kepanduan. Selain pelatihan kedisiplinan, San A Seinen Kutensho juga diajari keterampilan sehari-hari. Ada memasak, membersihkan rumah, dan berkebun. Para pesertanya juga diajari bahasa Jepang. Total, ada 250 orang yang terlah dilatih. Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira? Seinendan Seinendan dibentuk pada 29 April 1943. Tujuannya, mendidik dan melatih pemuda pribumi agar dapat menjaga pertahanan. Jepang sebenarnya membutuhkan para pemuda terlatih ini untuk jadi prajurit perangnya. Rencananya, Seinendan akan ditempatkan sebagai barisan cadangan yang akan mempertahankan garis belakang. Pembinaan Seinendan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Bagian Pengajaran, Olah Raga, dan Seinendan atau korps pemuda. Pemuda yang direkrut yang berusia 14-22 tahun. Tidak hanya pemuda di desa dan sekolah, Jepang juga merekrut hingga ke pabrik dan perumahan. Baca juga: Pemerintahan Sipil Jepang di Indonesia Ada bagian khusus putri yakni Josyi Seinendan yang dibentuk pada 1944. Untuk menyukseskan Seinendan, Jepang juga memperluas Seinen Kunrensyo atau Lemaga Pelatihan-pelatihan Pemuda. Seinen Kunrensyo kemudian diubah menjadi Cuo Seinen Kunrensyo atau Lembaga Pusat Pelatihan Pemuda. Para peserta diajarkan latihan dasar kemiliteran tanpa menggunakan senjata. Hingga akhir pendudukan Jepang, jumlah anggota Seinendan mencapai dua juta. Tokoh-tokoh Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan antara lain, Sukarni dan Latief Hendraningrat. Baca juga: Putera, Organisasi Propaganda Jepang Pimpinan Empat Serangkai Keibodan Jepang juga membentuk Keibodan, yang berfungsi sebagai pembantu polisi. Keibodan bertugas menjaga lalu lintas dan menjaga keamanan di desa. Awalnya, mereka yang direkrut Keibodan adalah yang berusia 20-35 tahun. Belakangan, diubah menjadi 25-25 tahun. Untuk menjadi anggota harus berbadan sehat dan berkelakuan baik. Pembina keibodan adalah Departemen Kepolisian (Keimubu). Di daerah (syu), dibina oleh Bagian Kepolisian (Keisatsubu). Pelatihan digelar di Sukabumi yang kelak menjadi Sekolah Kepolisian. Lama waktu pelatihan satu bulan. Baca juga: Jawa Hokokai, Organisasi Pergerakan pada Masa Pendudukan Jepang Anggota Keibodan sengaja dijauhkan agar tidak terpengaruh golongan nasional. Sebagian mereka terpaksa bergabung Keibodan karena takut pada Jepang yang mengumpulkan massa secara paksa. Organisasi ini besar di Jawa hingga ke tingkat desa. Namun di Sumatera dan di daerah yang dikuasai Angkatan Laut, ada organisasi serupa namanya Bogodan. Sementara di Kalimantan namanya Borneo Konan Hokokudan. Adapun di kalangan keturunan Tionghoa, namanya Kakyo Keibotai. Jumlah anggota Keibodan mencapai satu juta. Barisan Pelopor Pada pertengahan 1944, Jepang mengadakan  Kerja

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh 0122510710 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 25 Apr 22