Di dalam agama Islam, hukum hutang piutang bersifat mubah atau diperbolehkan asalkan tidak mengandung unsur haram/riba. Maka, hukum memberi hutang kepada orang yang kelaparan diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk memberikan utang kepada seseorang yang sedang kesulitan/kelaparan.

Penjelasan:

Hutangsecara etimologi memiliki artimemotong. Dalam bahasa arab, utang disebut dengan Al-Qardh. Menurut kaidah Islam, hutang berarti memberikan harta berdasarkan dengan kasih sayang untuk yang membutuhkan dan dikembalikan oleh orang yang meminjamkan. Diajarkan pula bahwa orang yang berhutang harus memiliki niat untuk mengembalikan yang ia pinjam. Diperlukannya musyawarah jika tidak mampu melunasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.

Syarat hutang piutang dalam kaidah Islam yakni:

• Harta yang dihutangkan bersifat halal
• pemberi hutang tidak menyakiti atau mengungkit pengutang
• penerima hutang memiliki niat untuk mendapatkan ridho dari Allah serta menggunakannya dengan benar

Adab hutang piutang dalam Islam:

• Penerima hutang sadar mengenai tanggung jawabnya untuk melunasi dengan cara yang baik
• Adanya saksi dan perjanjian tertulis
• Pemberi hutang tidak mengambil keuntungan
• Memberitahukan pihak pemberi hutang untuk meminta kelonggaran waktu bayar.

Nabi Muhammad SAW berkata "Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya sampai dia melunasinya" (HR. Tirmidzi). Berhutang diperbolehkan jika mendesak. Jika tidak mendesak, menghindarinya adalah hal yang baik.

Pelajari Lebih Lanjut:

Pelajari lebih lanjut mengenai Dalil Quran tentang hutang piutang pada yomemimo.com/tugas/39718682

#BelajarBersamaBrainly