Jika Allah SWT Maha Kuasa mengapa Nabi Musa AS tidak

Berikut ini adalah pertanyaan dari Pujiono9387 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Jika Allah SWT Maha Kuasa mengapa Nabi Musa AS tidak bisa melihat Allah SWT, kan bisa saja Allah SWT menampakan diri pada Nabi Musa AS?

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Nabi Musa a.s. pernah meminta kepada Allah Swt. untuk menampakkan dirinya, namun bukannya tidak mau, tetapi sesungguhnya tak mungkin mata manusia dapat melihat dan memandang-Nya. Gunung saja hancur lebur ketika Allah Swt menampakkan diri-Nya (Bahwa sebenarnya tiada yang ditampakkan oleh Allah hanya sebesar jari kelingking, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi riwayat Imam Ahmad)

Penjelasan:

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhannya telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa, ‘Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau…” (QS. Al-A’raf: 143)

Peristiwa ini tentu di luar nalar. Pemandangan ini layaknya hubungan sebutir debu yang terbatas fana dengan Wujud zat sang maha pecinpta yang abadi tanpa perantara.

Kejadian ini tentu menjadi peristiwa yang menakutkan dan membingungkan. Namun Musa mampu menerima kalimat-kalimat Allah dan membuatnya begitu rindu dan ingin melihat Tuhannya.

Kerinduan Nabi Musa AS kepada Allah SWT membuat Ia lupa akan siapa dirinya. Ia meminta sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan manusia di muka bumi. Ia meminta dapat melakukan penglihatan yang teragung, permintaan yang didorong oleh desakan rindunya, dorongan harapannya, gejolak cintanya, dan keinginannya untuk menyaksikan Allah yang Maha Mulia.

Namun dengan belas kasihNya, Allah SWT, Allah SWT menjelaskan bahwa Nabi Musa tidak akan dapat melihat Allah karena tidak akan mampu. Namun Allah menunjuk sebuah gunung dimana jika gunung tersebut masih berdiri kokoh ketika Allah menampakkan diri maka Nabi Musa bisa melihat sang pecipta ini. Allah SWT berfirman yang artinya:

“ Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya , niscaya engkau dapat melihatku…” (QS. Al-A’raf: 143).

Gunung tersebut tampak kokoh berdiri dan lebih kecil keterpengaruhannya dan responnya daripada manusia. Akan tetapi, apakah gerangan yang terjadi?

“Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh…” (QS. Al-A’raf: 143).

Seluruh puncak gunung tersebut tenggelam hingga terlihat rata dengan tanah, hancur berantakan. Musa sangat takut, dan berlakulah sesuatu pada keberadaan dirinya sebagai manusia yang lemah.

“Dan, Musa pun jatuh pingsan…” (QS. Al-A’raf: 143).

“Maka setelah Musa sadar kembali….”.” (QS. Al-A’raf: 143).

Kembali kepada dirinya, dan mengetahui ukuran kemampuannya, dan menyadari bahwa dia telah melakukan permintaan yang melebihi batas.

“Dia berkata, ‘Mahasuci Engkau….”.” (QS. Al-A’raf: 143).

Mahasuci dan Mahatinggi Engkau, tak mungkin mata manusia dapat melihat dan memandang-Mu. Nabi Musa pun bertaubat dan memohon ampun karena permintaanya terlalu melampaui batas.

“Aku bertaubat kepada Engkau,” .” (QS. Al-A’raf: 143).

Bahwa sebenarnya tiada yang ditampakkan oleh Allah hanya sebesar jari kelingking, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi riwayat Imam Ahmad. Lantas gunung tersebut hancur luluh menjadi abu. Allah SWT yang Maha Tahu.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh humanyyy dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 03 Aug 22