Jawaban:

Dalam masalah fiqh (hukum Islam), setiap madzhab memiliki metodologi dan pendekatan yang berbeda-beda dalam menentukan hukum yang berlaku. Namun, selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar madzhab dan tidak menimbulkan perselisihan dalam masyarakat, boleh bagi seorang muslim untuk mengambil pendapat dari madzhab lain yang lebih kuat menurut keyakinannya.

Dalam hal ini, meskipun seseorang bermadzhab Syafi'i, jika ia menemukan pendapat Imam Ahmad yang lebih kuat menurut keyakinannya, maka boleh saja ia mengambil pendapat tersebut. Namun, ia perlu memastikan bahwa ia memahami dengan baik alasan dan dasar-dasar hukum yang menjadi landasan pendapat tersebut, serta memastikan bahwa pendapat tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar yang ada dalam madzhabnya.