Jawaban:

Dalam konflik dinasti Fatimiyah dengan Khalifah Al-Adid, tidak tepat untuk mengatakan bahwa salah satu pihak kalah atau menang karena kedua pihak mengalami kemenangan dan kekalahan selama konflik tersebut.

Pada awalnya, Dinasti Fatimiyah, yang berpusat di Mesir, adalah pengikut Khalifah Sunni di Baghdad, tetapi kemudian memisahkan diri dan menobatkan khalifah mereka sendiri yang mereka klaim sebagai keturunan Nabi Muhammad.

Konflik antara Dinasti Fatimiyah dan Khalifah Al-Adid terjadi pada abad ke-11 ketika Al-Adid, yang merupakan Khalifah Sunni terakhir dari Dinasti Abbasiyah, memimpin sebuah koalisi melawan Dinasti Fatimiyah dengan tujuan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang hilang dari kekuasaan Sunni. Namun, pasukan Fatimiyah berhasil memenangkan beberapa pertempuran dan merebut beberapa wilayah di Suriah.

Pada akhirnya, konflik antara kedua dinasti ini berakhir dengan perjanjian damai pada tahun 1135 M, di mana Fatimiyah secara resmi mengakui otoritas Khalifah Abbasiyah dan menyatakan kesetiaannya kepada Khalifah Sunni. Namun, mereka tetap mempertahankan otonomi mereka dan terus memerintah di wilayah Mesir dan sekitarnya hingga akhirnya ditaklukkan oleh Kesultanan Mamluk pada tahun 1250 M.