Jawaban:

Dalam konteks tajwid, dua ketukan muratal mengacu pada salah satu aturan yang berkaitan dengan pengucapan huruf dalam membaca Al-Qur'an. Ketukan muratal terjadi ketika ada dua huruf yang berbeda diikuti oleh huruf hamzah atau sukun.

Pada dasarnya, ada dua jenis dua ketukan muratal yang dikenal dalam tajwid:

1. Dua ketukan muratal dengan huruf hamzah: Ini terjadi ketika dua huruf yang berbeda dipisahkan oleh huruf hamzah. Dalam hal ini, ketika huruf hamzah muncul setelah dua huruf yang berbeda, maka pembacaan huruf tersebut harus dipisahkan dengan jeda pendek. Contohnya adalah kata "lā ʾaḥad" (tidak ada satu pun) dalam Surah Al-Ikhlas (QS. 112:1). Ketika membacanya, Anda harus memberikan jeda pendek antara huruf "lā" dan "ʾaḥad" untuk membedakan antara dua huruf tersebut.

2. Dua ketukan muratal dengan huruf sukun: Ini terjadi ketika dua huruf yang berbeda dipisahkan oleh huruf sukun. Dalam kasus ini, huruf yang sebelumnya diakhiri dengan huruf sukun harus diperpanjang dengan satu harakat, sementara huruf yang mengikuti huruf sukun dibaca secara terpisah. Contohnya adalah kata "khayran sukhrān" (baik dan terima kasih) dalam bahasa Arab. Ketika membacanya, huruf "n" pada kata "khayran" harus diperpanjang dengan harakat tanwin (nun sukun), sementara huruf "s" pada kata "sukhrān" dibaca secara terpisah.

Tujuan dari aturan dua ketukan muratal adalah untuk memastikan pengucapan yang jelas dan terpisah antara huruf-huruf yang berbeda dalam membaca Al-Qur'an. Hal ini membantu dalam memahami teks secara benar dan menghindari kesalahan dalam pengucapan huruf-huruf tersebut.