“Iman mengandung arti percaya. Akar katanya berasal dari amana yang mengandung arti ‘ia percaya’. Arti iman dalam Islam menurut segi istilah disebut sebagai keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lidah, dan dimanifestasikan dengan amalan atau pembenaran dengan penuh keyakinan,” paparnya.

Ia lantas menjelaskan iman dalam Islam ada enam. Pertama iman kepada Allah. Kedua iman kepada malaikat. Ketiga iman kepada kitab al-Qur’an. Keempat iman kepada para nabi dan rasul. Kelima iman kepada hari akhir. Keenam iman kepada qadha dan qadar.

“Iman kepada Allah artinya meyakini bahwa Allah adalah Tuhan kita, yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk kita,” terangnya.

Dengan demikian menurutnya, “Sebenarnya Allah nggak butuh kita sama sekali, tapi kita lah yang membutuhkan Allah, melakukan amal terbaik agar bisa masuk surga-Nya Allah.”

Ditemani oleh Wali Kelas VIII D Ilmiyah SPdI, Rista kemudian merinci bagaimana cara seorang Muslim membuktikan imannya.

“Cara beriman kepada Allah di antaranya adalah melaksanakan perintah Allah yang bersifat wajib maupun ibadah-ibadah sunnah, serta menjauhi larangan Allah,” jelasnya.

Adapun iman kepada malaikat menurutnya dibuktikan dengan menjaga sikap kita karena ada malaikat yang mencatat amal perbuatan kita. Ia lantas menjelaskan hakikat iman kepada malaikat.

“Meyakini bahwa Allah SWT menciptakan malaikat yang mendapat tugas sesuai dengan perintah Allah SWT,” ujarnya.

Sementara itu, beriman kepada kitab al-Quran menurut Rista dapat dilakukan dengan cara membaca dan men-tadabburi-nya.

“Kalau beriman kepada para nabi dan rasul yaitu dengan berbakti kepada orangtua, karena berbakti kepada orangtua salah satu perintah rasul ya.” Terangnya.

Selanjutnya iman kepada qadha dan qadar dilakukan dengan cara meyakini semua takdir Allah yang baik maupun takdir yang buruk.

Iman sebagai Akar

Rista menjelaskan iman sebagai akar bagi keislaman seseorang, karena iman merupakan hal yang sangat penting tiap Muslim.

“Kenapa disebut akar? Karena jika seorang Muslim sudah memahami arti iman dan menjalankannya akan berlanjut menjadi pohon yaitu, Syari’at Islam yang berisi perintah dan larangan Allah. Jadi kalau kita beriman, kita merasakan bagaimana menjadi orang Islam yang taat,” terangnya.

Selanjutnya, menurut Riska, jika seorang Muslim sudah beriman dan menjalankan syariat Islam maka akan menghasilkan buah yaitu, akhlak yang merupakan cerminan dari Muslim.

“Jadi kalau kita beriman kemudian terus mengasah iman kita, maka akan terlihat akhlak kita yang mulia. itulah kepribadian Muslim yang seharusnya,” terangnya.

Rista lantas menjelaskan cara menyuburkan iman. Pertama, saling menasihati dan mengingatkan dalam kebaikan.

“Kedua, jangan menolak bila ada orang yang mengajak dalam kebaikan. Ketiga, dengan memperbanyak ibadah dan amal shalih, dan terakhir yaitu perbanyak muhasabah diri,” terangnya.

Terakhir, Rista menjelaskan pentingnya menanam iman bagi suatu bangsa untuk menjadikan negerinya menjadi lebih baik.

“Jika kita ingin membangun suatu negeri yang adil dan beradab yang terlebih dahulu kita bangun ialah pemikiran dan keyakinan masyarakat yang berbuah menjadi kesepakatan bersama,” tandasnya.

“Sebagaimana Nabi Muhammad SAW dulu membangun Yatsrib atau yang sekarang kita kenal sebagai Madinah, yaitu dengan memperbaiki keimanan dan akhlak masyarakat Yatsrib terlebih dahulu,” tambah dia. (*)