Berikut ini adalah pertanyaan dari enty7z pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Mubtada (المبتدأ) dan Khabar (خبر)
Fikar
Sebelum berbicara mengenai Mubtada dan Khabar, sepatutnya untuk diketahui terlebih dahulu bahwa kalimat (الجملة) baik kalimat sempurna maupun tidak, dalam bahasa arab terbagi menjadi dua, yaitu Jumlah ismiyah (الجملة الاسمية) adalah kalimat yang didahului oleh isim dan setiap isim yang berada di awal kalimat tersebut dinamakan mubtada dan bagian yang melengkapinya dinamakan Khabar yang mana hukumnya dalam I’rab harus mengikuti kepada mubtada. Dan Jumlah Fi’liyah (فعليه جملة) yaitu kalimat yang didahului oleh fi’il.
Dengan mengetahui pembagian jumlah tersebut akan mempermudah dalam memahami akan mubtada dan khabar, dan dalam kesempatan kali ini kita akan membahas secara garis besar tentang mubtada dan khabar yang sekiranya akan semakin membantu dalam mempelajari bahasa Arab, adapun pembahasan secara terperinci akan dibahas pada kesempatan berikutnya bila tidak ada halangan ataupun bisa kembali melihat pada buku-buku yang menerangkannya lebih mendetail, seperti Syarah Alfiya Ibnu Malik baik yang disyarah oleh Ibnu ‘Agil atau Ibnu Hisyam dan Asymuni.
Mubtada (المبتدأ)
Mubtada adalah setiap isim yang dimulai pada awal kalimat baik didahului oleh nafyu maupun istifham, contoh (محمد مبتسم =Muhammad tersenyum), contoh didahului oleh nafyu (ما قادم الضيف =tamu itu tidak datang) dan contoh isim yang didahului oleh kata Tanya (أ ناجح عليُّ =apakah yang lulus adalah Ali). Dan hukum isim yang dimulai pada awal kalimat tersebut (المبتدأ) adalah Marfu’ (dibaca akhir katanya dengan harakah dhamma), kecuali apabila isim tersebut didahului oleh huruf Jarr tambahan atau yang menyerupainya maka hukumnya secara Lafadznya adalah Majrur namun kedudukannya dalam kalimat tetaplah Marfu’. Contohnya firman Allah SWT : وما من إله إلا الله kata Ilah pada ayat tersebut secara lafadznya adalah majrur namun kedudukannya tetaplah Rafa’. Dan Mubtada terbagi menjadi dua, yaitu Mubtada Sharih (مبتدأ صريح) yang mencakup semua isim dhahir seperti pada contoh di atas, dan juga terdiri dari Dhamir, contohnya (هو مجتهد =dia bersungguh-sungguh) atau (أنت مخلص =kamu ikhlas), yang Kedua adalah Mubtada Muawwal (مؤول) dari An (أن) dan fi’ilnya, contohnya firman Allah SWT (وأن تصوموا خير لكم) dan (أن تتحدوا أرهب لعدوكم) mubtada pada contoh ini adalah An dan Fi’ilnya dita’wilkan menjadi isim mashdar sebagai mubtada, atau dengan kata lain An dan fi’ilnya
Penjelasan:
MAAF KALO SALAH
SEMOGA MEMBANTU
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ALWIASEGAF0356 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 08 Jun 21