Berikut ini adalah pertanyaan dari Anissasalsabila160 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
D. Anaknya tidak mau beriman
Penjelasan:
Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Hud: 41)
Orang-orang yang beriman segera menaiki perahu, tidak ketinggalan pula burung-burung dan binatang-binatang berpasang-pasangan. Mulailah air keluar dengan deras dari celah-celah bumi. Sementara dari langit turun hujan yang sangat deras. Nabi Nuh As bersama orang-orang yang beriman di dalam perahu hanya bisa pasrah kepada Allah melihat dan menunggu detik-detik tenggelamnya bumi.
Orang-orang kafir mulai kebingungan mencari tempat perlindungan dari air yang semakin lama-semakin dalam, sebagian mereka tewas terseret arus, sebagian lain tenggelam akibat tingginya air. Saat perahu mulai berlayar, tampak Kan’an, anak Nabi Nuh, tetap ingin menyelamatkan diri dengan berenang menuju puncak sebuah gunung yang belum terjamah air. Kan’an yakin air tidak mungkin sampai puncak gunung. Saat air telah menutup bumi, naluri kasih sayang seorang ayah membuat Nabi Nuh berusaha keras membujuk dan merayu anaknya agar mau naik perahu bersamanya.
“Kan’an anakku! Naiklah ke perahu bersama kami! Janganlah kau mati bersama-sama orang yang kafir!”. (QS. Hud: 42)
Kan’an menjawab? “Tidak Ayah! Aku akan selamat berada di puncak gunung itu”. “Kan’an… dengarkan Ayah! Tidak ada satu pun yang dapat melindungimu dari keadaan ini selain Allah Yang Maha Penyayang”. (QS. Hud: 43)
Belum selesai pembicaraan antara ayah dan anaknya, tiba-tiba datang gelombang besar yang menjadi penghalang antara keduanya. Kan’an hilang dari pandangan Nabi Nuh.
Nabi Nuh As berusaha mencari, tetapi beliau tidak menemukan selain ombak yang semakin tinggi. Nabi Nuh sedih. Beliau telah kehilangan anak yang dicintainya. Seluruh permukaan bumi tenggelam dan semua manusia mati kecuali yang tersisa dalam perahu. Kemudian Perahu mengapung di atas permukaan air yang tidak kunjung surut. Hingga akhirnya datanglah perintah Allah agar bumi dan langit tidak mengeluarkan air lagi. Sebagaimana disebutkan pada surah Hud ayat 44.
Hati Nabi Nuh masih sedih yang dalam akan kematian anaknya dan menyesali mengapa tidak mengikuti ajakannya. Ia bertanya-tanya kenapa Allah tidak menyelamatkan anaknya. Beliau tidak tahu bahwa Kan’an menyembunyikan kekafirannya di hadapan Nabi Nuh. Hingga terucap, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya”. (QS. Hud: 45)
Allah pun menjelaskan kepada Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya Kan’an itu bukanlah termasuk kelauargamu yang dijanjikan akan diselamatkan. Sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui hakekatnya. Aku peringatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”. (QS. Hud: 46)
Nabi Nuh tersadar dan memohon ampun kepada Allah atas kekhilafannya. Sementara perahu terdampar di daratan, seluruh penumpang turun dan memanjatkan syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan jiwa dan keimanan mereka sebagaimana disebutkan dalam surah Hud ayat 47.
Menghindari sifat tercela Kan’an
Kan’an adalah sosok manusia yang tidak beriman kepada Allah, walau di dekatnya ada seorang penyeru yang tidak lain adalah bapaknya sendiri yaitu Nabi Nuh.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh lukishifukata dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 30 May 21