Berikut ini adalah pertanyaan dari Sellow995 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Penjelasan:
dibaca normal 2 menit
Home Pendidikan
Iman kepada Qada dan Qadar: Pengertian & Maknanya Menurut Islam
Penulis: Abdul Hadi
17 Februari 2021
View non-AMP version at tirto.id
Iman kepada Qada dan Qadar: Pengertian & Maknanya Menurut Islam
Iman kepada Qada dan Qadar, pengertian serta maknanya menurut agama Islam.
tirto.id - Salah satu rukun iman yang wajib diyakini seorang muslim adalah iman kepada qada dan qadar. Takdir yang diciptakan Allah SWT, baik itu takdir baik, maupun takdir buruk.
Ketentuan mengenai iman terhadap qada dan qadar ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad SAW. Waktu itu, seorang laki-laki bertanya tentang iman kepada beliau. Rasulullah SAW menjawab:
"Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk," (H.R. Muslim).
Arti Qada dan Qadar
Dalam uraian "Beriman kepada Qada-Qadar" yang diterbitkan Kementerian Agama, disebutkan bahwa qada, secara bahasa artinya ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran.
Kemudian, secara makna, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan dan ketentuan ini sudah diatur Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan semesta.
Hal ini berdasarkan firmannya dalam surah Al-Hadid ayat 22:
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya," (QS. Al-Hadid [57]: 22).
Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi.
Allah SWT sudah menetapkan bayi yang baru lahir itu akan menjadi siapa, entah menjadi orang alim, penjahat, dan lain sebagainya.
Oleh Allah SWT, sudah ditetapkan juga profesinya, entah menjadi seniman, guru, wirausahawan, dan lain sebagainya.
Rujukannya adalah sabda Nabi Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).
Sementara itu, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Secara bahasa, qadar berasal dari bahasa Arab, qadar yang artinya ketetapan yang telah terjadi atau keputusan sudah yang diwujudkan.
Secara istilah, qadar atau takdir adalah ketetapan atau keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk.
Qadar sendiri terbagi menjadi dua, yaitu qadar mubram dan kadar mu'allaq. Pertama, qadar mubram adalah takdir mutlak yang tak mungkin berubah. Misalnya, kematian, masa tua, dan lain sebagainya.
Kedua, qadar mu'allaq yang berarti takdir yang dapat berubah dengan doa, usaha, dan ikhtiar yang diupayakan hambanya. Dalil mengenai qadar mu'allaq ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam surah Ar-Ra'd ayat 11:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd [13]: 11).
Kendati perkara qada dan qadar ini sudah diatur oleh Allah SWT, bahkan qada telah ditetapkan sejak zaman azali. Namun, keduanya adalah perkara gaib.
Dilansir dari NU Online, karena qada dan qadar adalah perkara gaib, keduanya tidak bisa menjadi alasan seorang muslim bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya.
Tetapi, ia harus berusaha dan berikhtiar untuk memanfaatkan potensi yang dianugerahkan Allah SWT.
Dengan usaha dan ikhtiar, seorang muslim dapat mengaktualisasikan potensinya dan bekerja secara produktif di masyarakat.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh jessicaflorensia374 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 08 Jun 21