Berikut ini adalah pertanyaan dari Ummyhabibah3010 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
KAJIAN SURAT AS SYAMS AYAT 7-10
سْ و
Demi jiwaJaluddin Muhammad bin Ahmad al Mahalli dan Jalaluddin Abdul Rahman bin Abi BakrAssuyuti menerjemahan Nafs sebagai anfus yaitu jiwa-jiwa/diri-diriAl-Qurthubi mengatakan bahwa sebagian ulama
mengartikan kata ‘
nafs
’ sebagai
Nabi Adam
Menurut Ibn ‘Asyur, kata ‘
nafs
’ dalam ayat berbentuk
nakirah (tanpa alif lam
ta‘rif
), inimenunjukkan nama jenis, sehingga mencakup jati diri seluruh manusia.Menurut Ibn Sina Nafs (jiwa) bagaikan burung yang terkurung dalam sangkar,merindukankebebasannya di alam lepas, menyatu kembali dengan alam ruhani, yaitu alam asalnya. Setiapkali ia mengingat alam asalnya, ia pun menangis karena rindu ingin kembali.Ibn Hazm mendefinisikan jiwa adalah non-fisik. Jiwa mempersepsikan semua hal, mengaturtubuh, bersifat efektif, rasional, memiliki kemampuan membedakan, memiliki kemampuandialog dan terbebani.Ash-Shafa mendefiniskan jiwa sebagai substansi ruhaniah yang mengandung unsur langit dannuraniyah, hidup dengan zatnya, mengetahui dengan daya, efektif secara tabiat, mengalami proses belajar, aktif di dalam tubuh, memanfaatkan tubuh serta memahami bentuk segalasesuatu.
(
هاَ
م و
7)
Serta penyempurnaan (ciptaan)nya. (Asy-Syams: 7)Jaluddin Muhammad bin Ahmad al Mahalli dan Jalaluddin Abdul Rahman bin Abi BakrAssuyuti menerjemahan sawwaha sebagai penciptaan yang sempurnaSementara menurut Ibnu Katsir sawwaha ditarsirkan dengan kesempurnaan penciptaan yangdibekali dengan fitrah yang lurus lagi tegak
(
ها ْ ت و
ه رُجُف
ْ ف
8)
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannyaJaluddin Muhammad bin Ahmad al Mahalli dan Jalaluddin Abdul Rahman bin Abi BakrAssuyuti menafsirkan ayat ini maka Alloh memberri penjelasan kepada jiwa tentang jalanyang baik dan buruk.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini “Yakni Allah menerangkan kepadanya jalan kefasikan dan
ketakwaan, kemudian memberinya petunjuk kepadanya sesuai dengan apa yang telahditetapkan Allah untuknya.Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: maka Allahmengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Asy-Syams: 8) Allahtelah menjelaskan kepadanya kebaikan dan keburukan.
Penjelasan:
sekalian 7-10
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ZhafiraQillaCalluela dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Fri, 23 Jul 21