sebutkan kerugian sikap berburuk sangka sesuai isi kandungan Q.S al

Berikut ini adalah pertanyaan dari khusnawawa1412009 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Sebutkan kerugian sikap berburuk sangka sesuai isi kandungan Q.S al hujurat ayat 12​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban :

Yaa ayyuhalladziina aamanujtanibuu katsiiram minadh-dhanni inna ba'dadh-dhanni itsmuw wa laa tajassasuu wa laa yaghtab ba'dzukum ba'dzaa, a yuhibbu ahadukum ay ya'kula lahma akhiihi maitan fa karihtumuuh, wattaqullaah, innallaaha tawwaabur rahiim

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12).

Dari ayat di atas, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menerangkan bahwa suatu hal yang mengiringi dugaan merupakan awal mula seseorang untuk membongkar aib dan mengetahui keburukan saudaranya sendiri. Perilaku buruk ini berdasarkan ayat di atas jelas sangat dilarang dan harus kita jauhi.

Sementara itu Ibnu Katsir dalam Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim juga menjabarkan ayat di atas. Menurutnya, dengan tegas Allah melarang seluruh hamba-Nya yang beriman agar menjauhi prasangka buruk (suuzan).

Mencurigai perilaku orang lain dengan tuduhan yang tidak benar dan tidak berdasar adalah murni perbuatan dosa.

Membicarakan keburukan orang lain (gibah) dalam ayat tersebut juga diibaratkan sedang memakan bangkai saudaranya sendiri. Bisa dibayangkan perbuatan memakan bangkai tentu sesuatu yang sangat hina bagi kita manusia.

Di sisi lain, Allah melalui ayat ini memerintahkan kepada manusia untuk selalu beriman dan bertakwa.

Adapun ketika sudah beriman tetapi masih tidak sengaja melakukan hal-hal dosa tadi (suuzan dan gibah) maka kita dianjurkan untuk segera bertaubat kepada-Nya. Sebab, Allah Swt adalah Zat yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Meski demikian, bukan berarti kita lantas menyepelekan hukuman Allah mentang-mentang Dia Maha Pengampun. Kita wajib hukumnya untuk selalu berusaha meninggalkan apa yang dilarang-Nya, jangan sampai Allah ta'ala murka.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh zahrazahriladit234 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 24 Jul 21