Berikut ini adalah pertanyaan dari humampro409 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Penjelasan:
a. Mad Shilah Qashirah Mad Shilah Qasirah adalah pemanjangan suara karena adanya ha’ dhomir berharakat yang didahului oleh huruf berharakat pula, bertemu selain hamzah dan disyaratkan tidak disambungkan dengan huruf berikutnya. Dari definisi diatas, bahwa mad shilah qashiroh memiliki tiga syarat:
Baca Juga : Mad Arid Lissukun
Pertama: Sebelum ha’ dhomir harus ada huruf yang berharakat. jika tidak maka tidak dihukumi sebagai mad shilah qashiroh, seperti: فيْهِ ، منْهُ Kedua: Ha’ dhomir tidak disambungkan dengan kalimat berikutnya. Jika tidak demikian maka tidak dihukumi sebagai mad Shilah qashiroh, seperti: أَنَّهُ الْحَقُّ Ketiga: Ha’ dhomir tidak bertemu dengan huruf hamzah.
Jika tidak demikian maka ia tidak dihukumi mad shilah qashiroh tapi ia dihukumi sebagai mad shilah thowilah, seperti: ¨br& ÿ¼ã&s!$tB ¼çnt$s#÷{r& Mad shilah qashiroh dibaca panjang dua harakat dan biasanya harokatnya ditulis dengan dhommah terbalik atau kasrah berdiri. Contoh: إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
b.Mad Shilah Thawilah Mad Shilah Thawilah adalah pemanjangan suara karena adanya ha’ dhomir berharakat bertemu dengan hamzah dalam kalimat terpisah. Dibaca panjang 5 harakat baik ha’ dhomir itu berharokat dhommah maupun kasrah.
Baca Juga ; Mad Lazim Mutsaqqal Harfi
Contoh: أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ Keterangan: – Ha’ dhamir tidak dibaca panjang 2 harakat apabila salah satu huruf sesudah atau sebelumnya mati. Kecuali ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu: وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَاناً maka ha’ dibaca panjang 2 harakat walaupun sebelumnya didahului huruf mati. Mad ini disebut Mad Al-Mubalaghah. – Selain ha’ dhamir tidak dibaca panjang. Contoh: لَمْ يَنْتَهِ لَنَسْفعا
Ha’ dhamir disini merupakan dhamir untuk mudzakkar ghaib atau (هُوَ) dalam kedudukan majrur atau manshub. Cara baca Ha’ dhamir ada dua macam:
Dhammah
Ha’ dhamir dibaca dhammah apabila:
– Huruf sebelumnya berharakat dhammah. Contoh:
رَبُّهُ – يَأْخُذُهُ
– Huruf sebelumnya berharakat fathah. Contoh:
رَسُوْلَهُ – عَيْنَهُ
– Huruf sebelumnya sukun selain ya’. Contoh:
مِنْهُ – وَاسْتَغْفِرْهُ
Kasrah
Ha’ dhamir dibaca kasrah apabila:
Baca Juga : Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi
– Huruf sebelumnya berharakat kasrah. Contoh:
بِيَدِهِ – رُسُلِهِ
– Huruf sebelumnya ya’ sukun baik ya’ maddiyah atau ya’ layyinah. Contoh:
فِيْهِ – عَلَيْهِ
Kemudian apabila Ha’ dhammir tersebut berada setelah huruf yang berharakat dan huruf setelahnya juga berharakat, maka harus dibaca shilah atau mad. Ha’ dhamir yang dibaca shilah di Al-Qur’an cetakan Madinah biasanya ada wawu kecil atau ya’ kecil setelah ha’ dhamir. Adapun di Al-Qur’an cetakan Indonesia digunakan dhammah terbalik atau kasrah tegak. Apabila kita menemukan tanda tersebut, berarti pada Ha’ dhamir tersebut terdapat hukum mad shilah.
Baca Juga : ;Mad Wajib Muttasil
Dari pemaparan di atas, maka disimpulkan:
Ha’ dhamir yang huruf sebelumnya sukun tidak dibaca mad, contoh:
مِنْهُ – عَلَيْهِ
Ha’ dhamir yang huruf setelahnya sukun tidak dibaca mad, contoh:
لَهُ الْمُلْكُ – بِيَدِهِ الْمُلْكُ
Ha’ dhamir yang dibaca mad adalah yang huruf sebelum dan sesudahnya berharakat, contoh:
وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا – لَهُ أَخٌ
Ha’ yang bukan dhamir dibaca pendek seperti:
لَـمْ يَنْتَهِ – ما نَفْقَهُ
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh naufaldzakiazmi dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 15 Mar 22