Berikut ini adalah pertanyaan dari rizkyhrp73 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
jawaban
Kita semua tentunya sebagai kaum muslim tentunya pasti mengenal bacaan yang satu ini, bahkan seringkali kita kita membacanya, baik ketika hendak membaca al-qur’an dan lain sebagainya, berikut uraiannya:
Hukum Syar’i Isti’adzah dan Basmalah
Isti’adzah atau juga biasa dikenal dengan istilah ta’awwudz secara bahasa adalah memohon perlindungan, pemeliharaan dan penjagaaan.
Sedangkan menurut istilah maksudnya adalah ‘lafazh yang dimaksudkan oleh seorang Qori‘ (orang yang membaca Al-Qur’an) untuk memohon atau meminta penjagaan,pemeliharaan dan perlindungan kepada allah dari berbagai macam bentuk godaan-godaan setan.
Lafadz nya adalah sebagai berikut:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku memohon perlindungan kepada Allah dari Setan yang terkutuk”
Sebelum membaca Al-Quran, baik itu pada awal surat atau tengah surat, didalam sholat atau diluar sholat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu hendak membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allaah dari setan yang terkutuk.” [QS. An-Nahl : 98]
Para ulama berbeda pendapat, apakah perintah tersebut menunjukkan kewajiban atau keutamaan. Lafazh isti’adzah sendiri memiliki beberapa variasi yang boleh dibaca,diantaranya:
Bacaan pertama
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم
“Aku memohon perlindungan kepada allah dari setan yang terkutuk”
Para Ulama yang memilih bacaan ini diantaranya yaitu : Imam Syafi’i, Abu Hanifah, dan Mayoritas Ahlu Qura’ (orang-orang yang ahli dalam Al-Qur’an) berdalil dengan ayat Al-Qur’an berikut :
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu hendak membaca Al-Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allaah dari setan yang terkutuk.” [QS. An-Nahl : 98]
adapun dalil yang berasal dari Hadist untuk lafadz tersebut yaitu perkataan syeikh Al-bani “adapun bacaan isti’adzah yang hanya /a’uudzubillaahi minas syaithaanir rajiim/ saja, saya tidak menemukan satu hadits pun. Ya Allah..! Kecuali riwayat (mursal) yang ada dalam kitab Marasil Abu Daud, dari Al Hasan Al Bashri” (Ashlu Sifati Shalatin Nabi Lil Albani, 275).
Namun terdapat atsar dari Umar bin Khattab radhiallahu’anhu bahwa beliau biasa membaca lafadz ini. Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (2455),
حَدَّثَنَا حَفْصٌ ، عَنِ الْأَعْمَشِ ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ ، عَنِ الْأَسْوَدِ ، قَالَ : افْتَتَحَ عُمَرُ الصَّلَاةَ ثُمَّ كَبَّرَ , ثُمَّ قَالَ : ” سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “
“Hafsh menuturkan kepadaku, dari Al A’masy, dari Ibrahim, dari Al Aswad, ia berkata: Umar memulai shalatnya, kemudian bertakbir, lalu ia mengucapkan /subhaakallahumma wabihamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aala jadduka wa laa ilaaha ghairaka/ lalu /a’uudzubillaahi minas syaithaanir rajiim/ lalu /alhamdulillahi rabbil’alamin/”
Bacaan Kedua
أَعُوذُ بِاللَّهِ اْلسَّمِيْعِ اْلْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku memohon kupada allah yang maha mendengar lagi maha mengetahui ,dari setan yang terkutuk”
diantara para ulama yang memilih bacaan tersebut diantaranya adalah Imam Ahmad, Al A’masy, Al Hasan bin Shalih, Nafi’ dan Ibnu ‘Umar.
Bacaan ini terdapat dalam riwayat yang dikeluarkan Abdurrazaq dalam Mushannaf-nya (2554),
عَنْ جَعْفَرِ بْنِ سُلَيْمَانَ , عَنْ عَلِيِّ بْنِ عَلِيٍّ الرِّفَاعِيِّ , عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ النَّاجِيِّ , عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ , قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَاسْتَفْتَحَ صَلاتَهُ كَبَّرَ , ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ , تَبَارَكَ اسْمُكَ , وَتَعَالَى جَدُّكَ , وَلا إِلَهَ غَيْرُكَ , ثُمَّ يُهَلِّلُ ثَلاثًا وَيُكَبِّرُ ثَلاثًا , ثُمَّ يَقُولُ : أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “
Dari Ja’far bin Sulaiman, dari Ali bin Ali Ar Rifa’i dari Abul Mutawakkil An Nahi dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata, biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika hendak shalat malam beliau membuka shalatnya dengan bertakbir, lalu mengucapkan subhaakallahumma wabihamdika wa tabaarakasmuka wa ta’aala jadduka wa laa ilaaha ghairaka, kemudian membaca tahlil 3x dan takbir 3x lalu mengucapkan a’uudzubillaahis samii’il ‘aliimi minas syaithaanir rajiim”.
penjelasan
semoga bermanfaat ya
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh aakifhs1106 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 04 Jul 21