Jelaskan kenapa ketika ajaran-ajaran yang ada dalam al-qur’an dan hadist

Berikut ini adalah pertanyaan dari auzan1404 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Jelaskan kenapa ketika ajaran-ajaran yang ada dalam al-qur’an dan hadist dilaksanakan dalam kehidupan terjadi perbedaan pemahaman dan pengamalannya

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Nabi Muhammad menyampaikan ajaran Islam di Mekkah dan Madinah dan dari sana tersebar ke berbagai penjuru dunia. Di Haramayn inilah ajaran Islam berinteraksi dengan budaya masyarakat setempat. Budaya itu ada yang dikukuhkan, ada yang ditolak, dan ada juga yang diluruskan.

Dalam konteks al-Qur’an yang menjadi sumber pokok ajaran Islam, dengan tegas dan jelas memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengukuhkan ma’ruf (budaya positif masyarakat) yang tak bertentangan dengan nilai-nilai al-Qur’an dan melarang budaya yang menyimpang (munkar).

Ketika Islam yang Nabi Muhammad SAW ajarkan bersentuhan dengan masyarakat lain yang berbeda budaya dengan masyarakat Mekkah dan Madinah, prinsip di atas terjadi. Namun karena ajaran Islam begitu kuat serta keyakinan pemeluknya begitu teguh, sering kali mengantar kepada melemahkan bahkan tergusurnya budaya setempat. Sampai-sampai, pada gilirannya, menjadikan Bahasa Arab yang merupakan bahasa Alquran menggusur bahasa setempat yang tadinya digunakan di banyak masyarakat Timur Tengah atau sedikitnya menggantikan bahasa setempat dengan bahasa Alquran seperti halnya di Indonesia.

Memang dalam akulturasi lazim terjadi proses budaya yang kuat memengaruhi budaya yang lemah. Kendati demikian, betapa banyak budaya positif di Haramayn yang tetap diperintahkan [untuk dilanjutkan], terutama jika tak ada petunjuk keagamaan yang melarang secara pasti terkait hal tersebut. Dari sinilah kemudian lahir kaidah al-adat muhakkamah. Maksudnya, kebiasaan satu masyarakat yang tak bertentangan dengan tuntunan agama yang bersifat pasti (qath’i) dapat dijadikan pertimbangan hukum. Pada gilirannya, hal ini menjadi faktor yang menghasilkan keragaman pendapat dalam ajaran islam; keragaman yang dapat diterima dan sah adanya.

Di sisi lain para pemikir -- siapa, kapan dan apa pun objek pemikirannya -– tak dapat melepaskan diri dari perkembangan ilmu pengetahuan dan kondisi sosial budaya masyarakat, serta kecenderungan pribadi masing-masing. Dari sini lahir aneka pendapat keislaman yang beragam, khsususnya dalam rincian ajarannya.

Perbedaan yang menyangkut rincian, bahkan terjadi antara dua orang nabi yang hidup semasa dan di lokasi yang sama, serta menghadapi kasus yang sama, sebagaimana terjadi antara Nabi Daud dan putranya, Nabi Sulaiman (baca tafsir QS. al-Anbiya’ ayat 77-78). Bahkan pemikir yang sama bisa menghasilkan dua pendapat yang berlainan akibat perbedaan waktu dan lokasi di mana dia berpikir. Imam Syafi’i, misalnya, melahirkan pandangan keislaman yang berbeda ketika bermukim di Irak dan saat dia tinggal di Mesir.

Dari fakta-fakta ini tidak keliru bila ada yang berpendapat bahwa kita bisa menemukan aneka pendapat yang berbeda dalam rincian ajaran Islam yang, antara lain, dipicu perbedaan kondisi masyarakat yang ditemui sang pemikir.

Faktor penting lainnya yang melahirkan keragaman dan aneka pendapat dalam ajaran Islam adalah teks Alquran dan penilaian terhadap keabsahan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Meski teks ayat-ayat Alquran disepakati dan diyakini semua muslim sebagai bersumber dari Allah SWT dan merupakan firman-Nya yang disusun langsung oleh Dia Yang Maha Mengetahui, pada umumnya makna kosa kata yang digunakan kitab suci tersebut mengandung aneka makna, bahkan ada juga yang bertolak belakang.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh cacananat8 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 03 Aug 21