Jawaban:

"Kematian teman mengantarkanku ke pintu taubat"

Penjelasan:

Jakarta dengan sejuta mimpi dan harapan membuat banyak orang kehilangan kendali kondisi inilah yang pernah kualami sejak menginjakkan kaki di Jakarta pada tahun 1996.

Mulai umur 17 tahun, saat mengenal gemerlap dunia aku telah melakukan banyak kenakalan dan dosa dan banyak menghabiskan waktu di tempat-tempat maksiat. Mungkin karena jiwa yang masih labil, yang ada dalam benakku hanyalah kesenangan dan kenikmatan duniawi.

Aku tidak memiliki mental yang cukup kuat yang bisa mengeram nafsu-nafsu ku apalagi pemahaman agamaku boleh dibilang kosong, hanya tahu dari kulit luarnya saja. Aku tidak bisa membedakan mana yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh agama batasan-batasan antara yang haq dan bathil terasa Tidak ada sekatnya, begitupun norma-norma dalam masyarakat semua ku terjang asalkan aku memperoleh kesenangan dan kepuasan rasanya dorongan nafsu yang bergejolak itulah yang lebih menuntun langkah-langkahku kecintaanku terhadap dunia tampaknya telah menutupi Titian menuju akhirat.

Di Jakarta, Aku memang bekerja di suatu perusahaan yang aku harapkan, aku bekerja di perusahaan otomotif salah satu perusahaan mobil Korea dengan penghasilan yang lumayan namun kesibukan di tempat pekerjaannya tak hanya tak bisa mengubah kenakalan ku tetap saja berjalan setelah sebelumnya malahan sebaliknya kenakalanku semakin menggila, aku semakin rajin mengunjungi tempat-tempat hiburan dari satu tempat ke tempat lainnya hampir tiap akhir pekan, aku selalu menghabiskan malam bersama teman-teman di tempat clubbing ,diskotik yang semua orang tahu merupakan tempat yang kental dengan aroma kemaksiatan. Hingga di tahun 1999 semua bentuk maksiat hampir pernah kulakukan kecuali obat-obatan dan Judi. Aku bisa menyimpan rapat-rapat rahasia kenakalanku di depan istriku, Ira Maryam Damayanti Kendati dengan cara berbohong terus-menerus, Ada Alaskan rapat, di luar ada janji pertemuan dengan customer dan alasan-alasan fiktif. Dan berharap semua apa yang aku katakan bisa dipercayai .Tak pernah merasa berdosa sedikitpun bagiku biasa-biasa saja kalau sering pulang larut malam apalagi di akhir pekan bisa dimaklumi, karena lebih mementingkan egoku untuk suatu kesenangan.

Mata hatiku silau oleh Kemilau dunia penglihatanku mudah sekali terpedaya oleh kesenangan sesaat, jiwaku kering kerontang.

Ketika sebuah kematian menyadarkanku Entah kenapa tiba-tiba ada yang menyadarkan kesalahan dan dosa-dosa ku untuk segera bertaubat ketika salah seorang teman meninggal dunia dalam kondisi yang mengenaskan pada tahun 2002, aku sok berat demikian cepatnya kematian temanku yang tidak terduga-duga ia mengalami kecelakaan mobil di Bandung. Aku sedih kehilangan teman baik yang biasa main bersama di tempat-tempat hiburan Aku merenung lebih dalam hingga akhirnya peristiwa ini menjadi titik balik yang mengubah jalan hidupku aku mengambil pelajaran berharga dari kejadian itu, pintu hatiku yang semula tertutup dari Cahaya Ilahi sedikit demi sedikit tampaknya mulai terkuak begitu bayangan kematian tragis temanku serta dosa-dosa yang pernah kulakukan bersamanya.

Akhirnya aku memutuskan keluar dari tempat kerja aku. Aku ingin merintis usaha sendiri yang lebih bersih di bidang perdagangan sekaligus menjadi konsultan, di saat pikiranku masih kalau diselimuti oleh bayang-bayang gelimbang dosa masa lalu, tiba-tiba seseorang menyadarkan ku tentang jamaah dzikir. Tanpa kusangka pertama kali mengikuti zikir itu rasanya kerongkonganku yang dahaga seperti mendapatkan siraman air yang menyejukkan.

Aku benar-benar mensyukuri keadaan ini Bahkan aku pun rasa inilah karunia terbesar yang Allah berikan kepadaku, yakni aku bisa bertaubat Sebelum meninggal. Apa jadinya kalau aku meninggal waktu aku di diskotik waktu itu aku sering menerima sesuatu yang bukan hak-hakku, apa jadinya kalau saya meninggal waktu mendustai orang lain, dari sinilah aku berdoa semoga Allah memberikan Istiqomah padaku untuk tidak melakukan hal itu lagi. Aku semakin dekat dengan orang-orang yang sholeh yang tentu mendorongku ke arah perbaikan. karena itu, godaan-godaan yang mengajak maksiat bisa aku hindari. Aku memulai mengubah pandangan bahwa aku bekerja bukan untuk dunia semata tapi orientasi utama adalah untuk akhirat.

#maaf ya kalau penulisan nya acak-acakan

#maaf ya kalau ceritanya ga menarik

#semoga membantu