Berikut ini adalah pertanyaan dari alghifarihafizh0 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
b. al-Fazari
c. al-Fargani
d. al-Biruni
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Filsuf, astronom, serta ahli matematika ini lahir di tengah keluarga ilmuwan. Ayahnya diketahui bernama Ibrahim al-Fazari, yang dikenal pula sebagai astronom dan ahli matematika. Sejumlah catatan sejarah menyingkap peran Muhammad al-Fazari pada masa awal kelahiran tradisi intelektual di kota 1001 malam itu.
Bersama beberapa cendekiawan lainnya, seperti Naubakht, Masha'Allah, dan Umar ibnu al-Farrukhan al-Tabari. Dia meletakkan dasar-dasar penerapan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Dinasti Abbasiyah yang berkuasa saat itu memberikan peluang dan dukungan besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Pun pada bidang astronomi.
Khalifah al-Mansyur merupakan penguasa Abbasiyah pertama yang memberi perhatian serius dalam pengkajian astronomi serta astrologi. Khalifah tidak segan mengeluarkan dana besar untuk memulai pengembangan ilmu ini. Ia mengumpulkan serta mendorong kaum cendekia Muslim menerjemahkan beragam literatur.
Seperti literatur dari Yunani, Romawi Kuno, India, hingga Persia. Pada masa itu, memang terjadi kegairahan luar biasa dalam transfer ilmu pengetahuan. Dalam pengembangan intelektualitas di Baghdad, sang khalifah menunjuk seorang ahli astronomi bernama Naubahkh, yang memimpin upaya itu.
Khalifah pernah menulis surat kepada kaisar Bizantium supaya mengirimkan buku-buku ilmiah untuk diterjemahkan, termasuk buku-buku tentang ilmu astronomi. Secara khusus, pada tahun 772 Masehi, Khalifah al-Mansyur meminta al-Fazari menerjemahkan sebuah buku tentang astronomi dari India. Judulnya Sindhind, tulisan Brahmaghupta.
Buku luar biasa itu dibawa oleh seorang pengembara dan ahli astronomi India bernama Mauka, ke Baghdad, dan segera menarik perhatian kaum terpelajar di sana. Al-Fazari menunaikan tugasnya dengan baik. Bukan tanpa alasan khalifah memberikan amanat penting itu kepada al-Fazari.
Al-Fazari, ungkap Ehsan Masood dalam bukunya, Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern, saat itu telah menguasai astronomi. Maka itu, di bawah arahan khalifah langsung, dia mampu menerjemahkan serta menyadur teks astronomi India kuno yang sangat teknis itu.
Kemudian, ia menyematkan judul pada karya terjemahan tersebut, yaitu Zij al sinin al Arab (Tabel Astronomi Berdasarkan Penanggalan Bangsa Arab). Ilmuwan kondang bernama Yaqub ibnu Tariq juga membantu kerja pengalihbahasaan ini. Gairah dan kemauan para sarjana Muslim belajar dari tradisi lain menjadi kunci keberhasilan.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh susantiresti1976 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 29 Aug 21