1. Berikut pemikiran-pemikiran dari masing-masing aliran:

• Qadariyah: Manusia memiliki kebebasan dalam berbuat dan akal adalah sebuah instrumen penting yang menjadi faktor penentu keputusan manusia.
• Jabariyah : Manusia hanya bisa pasrah dengan perbuatannya, karena merasa apa yang ia perbuat adalah bukan kehendaknya.
• Asy'ariyah : Untuk mengetahui tentang Tuhan diwajibkan menggunakan Syara’, dan suatu perbuatan itu tidak memiliki sifat baik dan buruk tetapi jika ada baik dan buruknya itu karena diperintahkan oleh Syara’
• Maturidiyah : Akal yang dapat mengetahui Tuhan, sesuatu yang baik dan buruk, kemudian tentang apa-apa yang menjadi kewajiban terhadap Tuhan.

Dalam hal menyikapinya, meskipun terdapat banyak perbedaan dalam hal ajaran dan pemikiran, tetap harus dihormatidanapabila terdapat ketidakcocokan harus disikapi dengan cara yang bijak dan sopan.

2. Pada dasarnya, manusia memiliki fitrah keagamaan, ini menjadi latarbelakang perlunya manusia terhadap agama. Dalam Qs. Rum: 30 yang artinya : “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu”.

Fitrah ini sudah ada sejak sebelum dilahirkan, jadi ketika manusia hidup di dunia dan diberikan pemahaman serta pengajaran tentang agama maka ia akan kembali kepada fitrahnya dan semakin tebal keimanannya. Seperti kita ketahui bersama bahwa agama adalah sebagai pedoman dalam berkehidupan. Islam menempati posisi paling utamadi dunia ini dibandingkan agama-agama yang lain danagama Islam sebagai penyempurna dari agama-agama yang sebelumnya diturunkan.

3. Menurut Musa Asy’ari, manusia (insan) itu diberikan pelajaran oleh Tuhan tentang apa-apa yang tidak diketahuinya. Secara kodrati, manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna karena sudah dibekali pengetahuan dan pemahaman yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Sedangkan Basyar, dalam Al-Qur’an digunakan untuk definisi lahiriyah manusia yang membutuhkan sandang, pangan, papan. Kemudian, manusia juga disebut sebagai bani adam yang merupakan keturunan atau bermula dari Nabi Adam AS, sehingga menunjukkan bagaimana asal usul diciptakannya manusia agar ia sadar jati dirinya dan menjauhkan diri dari sikap sombong.

Cara pengaplikasian untuk menjadi manusia yang ideal adalah dengan cara memanfaatkan akal yang diberikan oleh Tuhan dengan sebaik mungkin, contohnya mempelajari berbagai disiplin ilmu yang berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat.

4. Haditsberfungsi untukmemberikan penjelasan tentang isi Al-Qur’an, selain itu untuk menafsirkan isi Al-Qur’an, memberi kepastian hukum yang tidak dijelaskan dalam Al-Qur’an, dan mengganti ketentuan yang terdahulu.

Dalam berijtihad, ada wilayah-wilayah tertentu yang dapat dan tidak dapat dijangkau oleh ijtihad. Menurut Abdul Wahhab Khallaf, ijtihad itu memiliki dua ruang lingkup. Pertama, peristiwa yang terdapat nash tetapi bersifat dzanni. Kedua, peristiwa yang jelas tidak ada sama sekali nash nya, sehingga disini diperlukan ijtihad untuk menemukan hukumnya.

Salah satu contoh konkrit hasil ijtihad di Indonesia adalah:

MUI telah mengeluarkan fatwa tanggal 11 Mei 2002 tentang Wakaf dalam Bentuk Uang yang secara detail dapat dilihat di laman website Daftar Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa wakaf dalam bentuk uang diperbolehkan.

Pembahasan:

Dalam Islam terdapat berbagai macam aliran yang kita kenal dengan istilah teologi (kalam). Aliran-aliran tersebut diantaranya Qadariyah, Jabariyah, Maturidiyah, Asy’ariyah, Murjiah, Mu’tazilah, dan Ahlusunnah wal Jama’ah. Dalam aliran-aliran tersebut tidak jarang terdapat perbedaan pandangan mengenai pembahasan tentang suatu permasalahan yang berkaitan dengan keagamaan.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama menjadi sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Segalanya diatur dalam agama, yang mana hal itu untuk kebaikan manusia itu sendiri.

Pelajari lebih lanjut :

Materi tentang Cara Menyikapi Perbedaan Aliran-Aliran Ilmu Kalam yomemimo.com/tugas/26127538

#BelajarBersamaBrainly #SPJ1