Berikut ini adalah pertanyaan dari hindun78 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
periode ke 5)Keadaan Ummat Islam pada Periode lni adalah Pertikaian faham dikalangan Ulama
Sejak abad kedua hrjry, telah lahir para mujtahid di bidang fiqh dan dibidang ilmu kalam. Kehidupan ilmu pengetahuan Islam pada abad ini sangat pesat. Antara para mujtahid Islam, sesungguhnya tidaklah ada masalah. Mereka saling menghormati dan menghargai pendapat-pendapat yang timbul. Tetapi lain halnya di kalangan para murid dan pengikutnya. Mereka hanya baranggapan bahwa pendapat guru dan golongannya saja yang benar. Sikap yang demikian ini mengakibatkan timbulnya bentrokan-bentrokan antara mereka, termasuk para ulamanya.
Pada abad ketiga, bentrokan pendapat itu telah makin meruncing, baik antar golongan mazhab fiqh, maupun antar mazhab ilmu kalam. Ulama Hadits pada abad ketiga ini, menghadapi kedua golongan tersebut. Terhadap pendukung madzhab fiqh yang fanatik, Ulama Hadits harus menghadapinya, karena tidak sedikit di antara mereka berbeda pendapat dalam memahami hukum Islam. Para pendukung madzhab fiqh yang fanatik buta, bila pendapat mazhabnya berbeda dengan mazhab lainnya, maka di antara mereka tidak segan-segan untuk membuat Hadits-hadits palsu dengan maksud selain untuk memperkuat argumen mazhabnya, juga untuk menuduh lawan mazhabnya sebagai golongan yang sehat.
Golongan/mazhab ilmu kalam, khususnya kaum Mu’tazilah, sangat memusuhi Ulama Hadits. Mereka (dari kaum Mu’tazilah) ini, sikapnya ingin memaksakan pendapatnya membuat Hadits-hadits palsu. Pertentangan pendapat dari kalangan ulama llmu Kalam dan Ulama Hadits ini sesungguhnya telah mulai lahir sejak abad II hijry. Tetapi karena pada masa itu penguasa belum memberi angin kepada kaum Mu’tazilah, maka pertentangan pendapat itu masih berada padati ketegangan-ketegangan anta golongan. Dan ketika pemerintah, pada awal abad III hijry, dipegang oleh Khatifah Ma’mun yang pendapatnya sama dengan kaum Mu’tazilah, khususnya tentang kemakhlukan AlQur’an, maka Ulama Hadits bertambah berat fitnah yang harus dihadapinya.
perioda ke 6) Sikap Penguasa terhadap Ulama Hadits
Khalifah Al-Makmun (wafat 218 H) merupakan khalifah yang sangat memperhatikan terhadap ilmu pengetahuan. Beliau tekun mempelajari Al-Qur’an, As-Sunnah dan Filsafat. Beliau memiliki kecerdasan dan kecakapan dalam usaha memahami dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Diuridanglati para Ulama dari berbagai golongan untuk bermunadzarah tentang masalah-masalah agama. Penerjemahkan buku-buku filsafat ke dalam bahasa Arab, sangat mendapat perhatian besar. Singkatnya, dalam masa pemerintahan Al-Makmun, Ilmu pengetahuan berkembang pesat.
Tetapi di samping itu, dalam menghadapi pertentangan antara golongan Mu’tazilah dengan ahli Hadits, khususnya tentang apakah AlQur’an itu qadim atau hadits, Khalifah Al-Makmun sefaham dengan kaum Mu’tazilah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu hadits, karenanya Al-Qur’an itu makhluk. Pendapat khalifah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu makhluk, telah diumumkan secara meluas pada tahtin 212 hijry. Dan karena Ulama Hadits tetap terhadap pendiriannya yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu qadim, maka khalifah, demi prestasinya, lalu berupaya untuk menyiasati para ulama Hadits. Di antara Ulama Hadits yang keras pendirian adalah lmam Ahmad bin Hambal. Karenanya, Imam Ahmad harus mengalami nasib tragis. Beliau terpaksa dipenjarakan, karena tidak bersedia surut dari pendapatnya. Keadaan yang sangat tidak menguntungkan bagi Ulama Hadits ini, tetap berlanjut pada masa khalifah Al-Mu’tashirn (wafat 227 H) dan AlWatsiq (wafat tahun 232 H). Dan Imam Ahmad, pada masa-masa pemerintahan ini, bukan sekedar dipenjarakan saja tetapi juga disiksa dan dirantai. Al-Watsiq pada akhir masa hidupnya, berubah pendirian dan mulai cenderung kepada pendapat Ulama Hadits.
Pada waktu khalifah Al-Mutawakkil mulai memerintah (232 H), Ulama Hadits mulai mendapat angin segar yang menyenangkan. Sebab, khalifah ini sangat cenderung kepada As-Sunnah. Ulama Hadits sering dihadirkan di istana untuk menyampaikan dan menerangkan Hadits-hadits Nabi. Karena demikian besarnya perhatiannya kepada Hadits Nabi, maka di antara ulama Hadits ada yang mengatakan bahwa AlMutawakkil adalah khalifah yang menghidupkan sunnah dan mematikan bid’ah.
Kaum zindik yang pada dasarnya sangat memusuhi Islam, dalam masa pertentangan antar mazhab fiqh dan mazhab ilmu kalam yang sedang menajam, telah mendapat kesempatan yang baik sekali untuk meruntuhkan Islam. Mereka sengaja membuat Hadits-hadits palsu untuk lebih mengeruhkan suasana dan menyesatkan umat. Sehingga karenanya, telah menambah sibuk ulama Hadits untuk menyelamatkan Hadits-hadits Nabi yang benar-benar berasal dari Nabi.
Penjelasan:
SEMOGA MEMBANTU DAN JANGAN LUPA FOLLOW
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh zaki2138 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Mon, 13 Jun 22