Jawaban:
Pagi itu, di hari pelaksanaan ujian PTS, semua siswa kelas 10B tampak sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut. Namun, ada satu orang yang tampak gelisah dan berbeda dari yang lainnya. Itu adalah ketua kelas, Ahmad, yang terbaring lemah di tempat tidurnya, terserang sakit tiba-tiba.

Ketua kelas yang bertanggung jawab untuk memimpin kelas dan memotivasi siswa lainnya harus absen dalam ujian penting tersebut. Ahmad sangat kecewa dan merasa bahwa kepercayaan yang diberikan kepadanya sebagai ketua kelas telah tergoyahkan.

Namun, Ahmad adalah seorang pemuda yang penuh dengan keimanan. Ia yakin bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah SWT. Ahmad berusaha untuk menghadapinya dengan ikhtiar, yaitu dengan mencoba meminta bantuan guru-guru untuk membantu mewakili dirinya dalam ujian tersebut.

Sementara itu, di ruang ujian, siswa-siswa kelas 10B sedang sibuk mengerjakan soal PTS. Namun, ada beberapa orang yang merasa cemas dan ragu-ragu tentang jawaban yang mereka berikan. Salah satunya adalah Andi, yang selalu merasa tidak percaya diri dalam ujian.

Tiba-tiba, terjadi hal yang tidak terduga. Listrik di ruang ujian padam dan membuat semua siswa panik. Beberapa siswa berteriak, sementara yang lain mencoba untuk tenang dan tetap fokus pada soal-soal yang masih harus dikerjakan.

Setelah beberapa saat, listrik kembali menyala dan siswa kembali mengerjakan ujian mereka. Namun, ketika hasil ujian keluar, Andi terkejut karena ia mendapat nilai yang sangat tinggi dan berhasil meraih peringkat pertama di kelas. Dia merasa seperti mimpi, karena selama ini ia selalu merasa bahwa ia tidak pandai dan tidak mampu.

Ternyata, ini adalah takdir dan qada dari Allah SWT. Meskipun Ahmad tidak bisa mengikuti ujian karena sakit, namun kejadian yang tidak terduga tersebut membuat Andi berhasil meraih nilai yang sangat baik. Ahmad pun merasa tenang dan yakin bahwa semua yang terjadi sudah diatur oleh Allah SWT, dan dia selalu tawakal kepada-Nya.

Ketika Ahmad melihat hasil ujian, ia pun merasa sangat senang. Dia tahu bahwa ini adalah mubram dari Allah SWT, yaitu kejadian yang pasti terjadi. Meskipun Ahmad tidak bisa hadir dalam ujian tersebut, namun ia tetap merasa bersyukur karena kepercayaan dan kebaikan yang diberikan oleh teman-temannya dalam kelas.

Ahmad pun memutuskan untuk menjadikan kejadian ini sebagai muallak untuk mengembangkan dirinya sebagai ketua kelas yang lebih baik lagi. Dia yakin bahwa Allah SWT selalu mempunyai rencana yang lebih baik untuk kita, dan kita harus selalu tawakal dan berserah diri pada-Nya dalam segala keadaan. Dia memohon agar kelak bisa meraih kebahagiaan dan keberkahan yang telah dicatatkan dalam lauhul mahfuds.

Namun, Ahmad juga sadar bahwa hidup ini tidak hanya bergantung pada takdir dan qada, namun juga membutuhkan ikhtiar dan usaha dari diri sendiri. Oleh karena itu, dia pun memutuskan untuk terus berusaha dan berjuang agar bisa meraih cita-citanya dan mencapai keberkahan yang telah dicatatkan dalam lauhul mahfudz.

Setelah sembuh dari sakitnya, Ahmad pun kembali aktif di kelas dan menjalankan tugasnya sebagai ketua kelas dengan lebih baik. Dia juga selalu memotivasi dan membantu teman-temannya dalam belajar agar bisa meraih prestasi yang lebih baik.

Ahmad menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya, baik suka maupun duka, merupakan bagian dari rencana Allah SWT yang tidak bisa diubah. Namun, dengan ikhtiar dan tawakal, ia yakin bahwa segala impian dan cita-citanya bisa tercapai.

JADIKAN JAWABAN TERBAIK YA