Surat An-Nisa ayat 59 berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."

Surat An-Nisa ayat 136 berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kepada Kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya dia telah tersesat sejauh-jauh kesesatan."

Surat An-Nahl ayat 36 berbunyi: "Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus di tiap-tiap umat seorang rasul (yang menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut (pemimpin-pemimpin yang menyimpang dari kebenaran)."

Hadits terkait adalah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah bersabda, "Tidaklah seseorang dari kalian merasakan keimanan hingga kehendaknya mengikuti apa yang aku bawa (Al-Qur'an dan sunnahku) sebagai pedoman dalam hidupnya." (HR. Bukhari-Muslim)

Dari ayat-ayat di atas dan hadits tersebut, kita dapat memahami bahwa sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengikuti pedoman yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Jika kita berbeda pendapat dalam hal-hal tertentu, kita diwajibkan untuk kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah sebagai sumber kebenaran. Kita juga dihimbau untuk menghindari Thaghut atau pemimpin-pemimpin yang menyimpang dari kebenaran. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus memahami ajaran Islam dengan baik dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.