Berikut ini adalah pertanyaan dari ishel7024 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Dari ayat ini Al-Ghazali menyebutkan dalam Mukhtashar Ihya’-nya bahwa konsep bersuci terbagi menjadi 4 fase, yakni thathhir al-dzahir ‘an al-ahdats atau membersihkan tubuh dari segala jenis hadas dan kotoran, thathhir al-jawarih ‘an al-jara’im wa al-atsam atau membersihkan anggota tubuh dari tindak perbuatan kriminal dan dosa, thathhir al-qalb ‘an al-akhlaq al-dhamimah atau membersihkan hati dari pekerti yang buruk, dan thathhir al-sirr ‘amm siwa Allah atau mengosongkan hati dari selain Allah.
Dalam karyanya yang lain, Al-Arba‘in fi Ushul al-Din, Al-Ghazali memberikan ulasan lebih lanjut bahwa pembagian fase tersebut muncul seiring dengan adanya pengaruh yang timbul dari satu lapisan fase menuju lapisan yang lain. Lapisan-lapisan fase ini sendiri ia sebut dengan qisyr atau kulit. Masing-masing kulit ini akan memberikan ta’tsir (dampak, efek, pengaruh) yang akan menembus ke dalam lapiran kulit yang lebih dalam. Ia mencontohkan,
فَإِنَّكَ إِذَا أَسْبَغْتَ الْوُضُوْءَ، وَاسْتَشْعَرْتَ نَظَافَةَ ظَاهِرِكَ، صَادَفْتَ فِي قَلْبِكَ انْشِرَاحًا وَصَفَاءً كُنْتَ لَا تُصَادِفُهُ مِنْ قَبْلُ
“Karena ketika Engkau telah menyempurnakan wudu, dan merasakan bersihnya zahir(tubuh)-mu, Engkau akan mendapati di dalam hatimu perasaan lapang dan jernih yang tidak Engkau dapati sebelumnya.”
Perjalanan antar-fase ini menjadi mungkin dikarenakan adanya hubungan (‘alaqah) antara dimensi fisik yang terlihat (‘alam al-syahadah) dan dimensi metafisik yang tidak terlihat (‘alam al-malakut).
Nilai aksentuasi dari thaharah sendiri terletak pada aspek yang lebih dalam. Semakin dalam fase yang didapat, semakin sempurna pula ritual thaharah yang dilakukan. Namun tidak menutup kemungkinan setiap fase memiliki aspek pentingnya tersendiri, yakni sebagai media menuju fase yang lebih dalam.
Sebenarnya akan menarik pula jika mengetahui alasan pemilihan Al-Ghazali terhadap QS. At-Taubah ayat 108 sebagai landasan dalil bersuci ini. Karena konteks peristiwa ayat ini tidak secara langsung membicarakan aktivitas bersuci. Penulis sendiri menduga adanya munasabah (kesesuaian) antara kisah dan nilai yang dikandung ayat 108 ini dengan pesan yang ingin disampaikan Al-Ghazali.
Kesesuaian tersebut ada pada isi QS. At-Taubah ayat 108 tentang isyarat akan kemurnian amal dan kebersihan hati dari segala iri hati, seperti perilaku Bani ‘Amr bin ‘Auf dari kelompok Aus, yang sesuai dengan isyarat thaharah pada aspek kebatinan, bukan sekadar penampilan luar. Wallahu a‘lam bi al-shawab.
Penjelasan:
SEMOGA BENAR DAN BERMANFAAT☺️☺️☺️
SELAMAT MENGERJAKAN.
MOHON MAAF KLO SALAH ATAUPUN KEPANJANGAN
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh wiwinrahmawati96 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sun, 22 May 22