Contoh jenis makanan halal namun cacat dalam cara perolehannya adalah daging dari hewan yang telah mati karena penyakit atau kecelakaan. Menurut prinsip makanan halal dalam agama Islam, daging yang dikonsumsi harus berasal dari hewan yang dipotong dengan cara yang benar (disebut dengan istilah "dhabihah") oleh seorang Muslim yang kompeten, dengan menyebut nama Allah, dan hewan tersebut dalam keadaan sehat saat dipotong. Namun, jika hewan tersebut telah mati akibat penyakit atau kecelakaan sebelum dipotong, maka daging yang diperoleh dari hewan tersebut dianggap cacat dalam cara perolehannya, meskipun secara alami daging tersebut masih dianggap halal karena berasal dari hewan yang halal sebelum kematiannya.

Contoh lainnya adalah hasil laut yang ditemukan mati atau terdampar di pantai. Meskipun seafood seperti ikan, udang, atau kepiting secara alamiah adalah makanan halal dalam agama Islam, namun jika ditemukan mati atau terdampar di pantai, status halalnya menjadi cacat dalam cara perolehannya. Hal ini karena dalam prinsip makanan halal, hewan laut harus ditangkap secara sah oleh nelayan dengan alat yang diperbolehkan dan diproses dengan cara yang benar sebelum dikonsumsi. Jika hewan laut ditemukan dalam keadaan mati atau terdampar, maka status halalnya menjadi diragukan karena tidak memenuhi syarat cara perolehan yang halal.