Jawaban:

Seorang musafir yang tertahan di tengah perjalanan karena hujan deras dan cuaca ekstrem, diizinkan untuk menjamak dan qasar salatnya. Hal ini diperbolehkan dalam agama Islam untuk memudahkan umat dalam menjalankan ibadah, terutama dalam situasi yang sulit atau tidak memungkinkan untuk menjalankan salat secara penuh.

Menurut jumhur ulama (mayoritas ulama) bahwa dalam keadaan tertentu, seperti musafir yang tertahan dalam perjalanan karena cuaca ekstrem atau bencana alam, diizinkan untuk menjamak dan qasar salatnya. Hal ini diperbolehkan berdasarkan hadis Nabi Muhammad saw. yang menganjurkan untuk memudahkan umat dalam menjalankan ibadah, terutama dalam keadaan sulit.

Namun, perlu diingat bahwa ketentuan ini hanya berlaku untuk situasi darurat atau keadaan sulit yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan seseorang. Jika situasinya memungkinkan untuk menjalankan salat secara penuh, maka sebaiknya salat dilaksanakan sesuai tuntunan syariat Islam.