Berikut ini adalah pertanyaan dari nixzyy pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Dalam berbagai bahasa, suatu kalimat pasti diawali dengan kata-kata. Tidak hanya kata benda saja yang umumnya menjadi objek dan subyek. Pada bahasa tertentu, kata kerja dapat memulai atau menjadi kata pertama dalam membuat kalimat. Contoh saja dalam Bahasa Arab, kita dapat belajar melalui pembelajaran Nahwu dan Shorf, maka dari itu mari kita simak penjelasan berikut.
Dalam Bahasa Arab kata kalimat disebut dengan Jumlah ( الجملة ) atau kita artikan saja Bahasa Arabnya Kalimat adalah Jumlah (الجملة). Kalimat atau jumlah dalam Bahasa Arab ada 2 jenis yaitu Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah, mari kita belajar Bahasa Arab yang kalimatnya dapat diawali dengan kata kerja.
Apa itu Jumlah Ismiyah
Dari pembahasan Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah ini, pertama kita akan bahas Jumlah Ismiyah yang maksudnya adalah kalimat yang diawali dengan isim ( اسم), Isim yaitu kata benda, kalimat yang diawali dengan kata benda dan tersusun atas mubtada’ dan Khobar.
Mubtada’ adalah kata yang dijelaskan, atau disebut dengan subyek. Karena mubtada’ itu subyek maka memiliki 2 sifat yaitu harus berupa ma’rifat atau kata yang jelas, spesifik, khusus contohnya adalah nama orang, nama benda atau isim yang berawalan alif dan lam. Yang kedua, tanda I’robnya Rofa’ yaitu ditandai dengan dhammah, wawu, alif dan nun.
Khabar adalah kata yang menerangkan Mubtada’, biasa disebut dengan Predikat. Adapun sifat yang diperlukan yaitu harus nakiroh atau kata umum yang menjelaskan atau menerangkan mubtada’ dan tanda I’robnya pun rofa’.
Contoh Jumlah Ismiyah
القلمُ جديدٌ (Pulpen itu Baru)
احمدُ مسلمٌ (Ahmad adalah Muslim)
المكتبةُ كبيرةُ (Perpustakaan itu besar)
Dari contoh di atas القلمُ (Pulpen) berkedudukan sebagai Mubtada’ atau subyek yang diterangkan oleh جديدٌ (Baru) yang berkedudukan sebagai Khabar atau predikat untuk menerangkan Mubtada’, begitu juga contoh selanjutnya.
Mubtada’ dan Khobar harus bersifat sama seperti contohnya Mubtada’ nya Mudzakar dan Khabar harus mudzakar juga, harus sama-sama mufrad مفرد, mutsanna مثني , atau jamakجمع .
Dari contoh di atas, dalam belajar Bahasa Arab materi Jumlah Ismiyah dan Jumlah Fi’liyah dapat kita ketahui bahwa Jumlah ismiyah di awali dengan kata benda.
جلس احمد (Ahmad telah duduk)
– يأكل احمد الحبز (Ahmad sedang memakan roti)
– ضرب احمد (Ahmad dipukul)
Dari contoh di atas جلس menurut keterangan waktu ini menunjukkan masa lampau atau فعل ماضي (telah dilakukan) yang artinya telah duduk, dan jenisnya adalah fi’il lazim (yang tidak memerlukan objek) tapi perlu adanya subyek dan kata Ahmad adalah subyek/yang mengerjakan perbuatan. Kedua kata ini sudah termasuk kalimat yang terdiri atas fi’il dan fa’il sehingga sudah jelas meskipun hanya dua kata.
يأكل menurut keterangan waktu ini menunjukkan masa yang sedang dikerjakan atau فعل مضرع (sedang dilakukan) yang artinya sedang makan, dan menurut jenis kata kerja ini disebut fi’il muta’adi (yang membutuhkan objek), Ahmad sebagai fa’il (subyek) dan الحبز ini sebagai (objek) atau maf’ul bih مفعل
maaf kalo salah
#janganlupalike
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh mamashafwan3011 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 09 Aug 23