1. Jelaskan secara rinci tugas dan kewajiban berdakwah dalam hadis

Berikut ini adalah pertanyaan dari gareisyaazizulfaaroh pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

1. Jelaskan secara rinci tugas dan kewajiban berdakwah dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam? Disertai dalilnya! 2. Bagaimanakah bahasa dakwah dalam hadis? Berikan penjelasan beserta hadisnya! 3. Apa saja metode komunikasi dakwah yang digunakan oleh Nabi dalam menyampaikan pesan-pesan hadis? Jelaskan berdasarkan hadis!4. Bagaimana relevansi strategi kebijakan dakwah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan asbab al-wurud hadis? disertai dalilnya!
5. Jelaskan yang dimaksud dengan pemahaman hadis secara kontekstual? Berikan contohnya!​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Tausiyah

Kewajiban Berdakwah Setiap Muslim

by

APAKAH dakwah? Dakwah berasal dari bentuk da’a-yad’u, di mana berarti panggilan, seruan, atau ajakan. Ini berarti, dakwah merupakan setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan akidah, syariat, dan akhlak Islam.

Akan tetapi, dakwah ada ilmunya. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian orang lain untuk menganut, menyetujui, dan atau melaksanakan suatu ideologi atau agama. Orang yang menyampaikan dakwah disebut da’i (juru dakwah), sedangkan orang yang menjadi objek dakwah disebut mad’u.

Benarkah dakwah itu merupakan kewajiban orang Islam? Para ulama ternyata berbeda pendapat dalam menetapkan hukum menyampaikan dakwah. itu. Sebagian ulama menetapkan dakwah sebagai fardlu kifayah (kewajiban kolektif). Sebagian ulama lain menetapkannya sebagai fardlu a’in.

Mereka sama-sama mengacu pada surat Ali Imran ayat 104. Sebagaimana firman Allah: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran [3]: 104).

Kata minkum dalam ayat tersebut dianggap mengandung pengertian tab’id (bagian), sehingga hukum dakwah menjadi fardlu kifayah. Akan tetapi, sebagian ulama lain justru menganggapnya sebagai zaaidah (tambahan), sehingga hukumnya menjadi fardlu ‘ain. Secara lahiriah, kedua makna ini saling bertentangan, namun pada hakikatnya keduanya justru saling melengkapi, di mana makna al-bayan tidak menolak adanya spesialisasi sebagian para kaum muslimin untuk berdakwah.

Nabi Muhammad pernah bersabda: “Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat ….” (H.R. Tirmidzi).

Hadis tersebut menjadi landasan kewajiban setiap orang Islam, laki-laki maupun perempuan, untuk berdakwah. Tidak ada alasan untuk tidak menunaikan kewajiban dakwah. Hal ini tampak dari perintah untuk menyampaikan (dakwah) meskipun satu ayat. Berdakwah bukan kewajiban yang diperintahkan oleh para ulama, kiai, atau oleh siapa pun. Akan tetapi merupakan perintah dari Allah dan utusan-Nya, Muhammad, secara langsung kepada setiap individu muslim.

Di surat lain Allah pun berfirman: “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Luqman [31]: 17).

Orang-orang yang istiqamah menunaikan kewajiban dakwah disebut sebagai khairu umah (umat terbaik), sebagaimana firman Allah: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali Imran [3]: 110).

Dakwah bertujuan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Artinya, dakwah harus menyampaikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan yang diridai Allahsesuai dengan bidangnya masing-masing.

Layak Menjadi Contoh

Bagaimana cara Nabi Muhammad berdakwah tentulah layak menjadi contoh atau teladan kita. Setelah Muhammad diangkat sebagai rasul Allah, beliau melakukan dakwah Islam, baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan. Muhammad memulai dakwahnya kepada istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya. Mula-mula dakwah ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena situasi dan kondisi pada waktu itu masih belum memungkinkan penyampaian dakwah secara terang-terangan. Baru setelah pengikut Muhammad bertambah, termasuk beberapa pemuka Quraisy, dakwah Islam disampaikan secara terang-terangan.

Alquran adalah kitab dakwah yang berisi penetapan syariat, sebab Kitab Suci yang diturunkan Allah kepada manusia melalui dakwah yang dilakukan Muhammad pada hakikatnya adalah ajakan untuk menaati dan mengikuti ajaran Islam, di mana tujuannya untuk menjadi pedoman dalam hidup manusia. QS. An-Nahl (16): 125.

Allah berfirman: “Serulah manusia kepada jalam Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl [16]: 125).

Mengacu pada ayat ini, maka kita berkewajiban untuk menyeru kepada sesama ke jalan Allah dengan cara bijaksana dan senantiasa memberikan pelajaran yang baik. Pelajaran itu dapat melalui penyampaian lisan atau dengan sikap dan amal perbuatan. Dalam melakukan diskusi dengan mereka pun dengan cara yang baik, agar ketertarikan untuk mendengar ajaran dan norma agama ada. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, kemampuan dan potensi dari da’i har

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh muhammadikhsannulzia dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 16 Jan 23