Jawaban:

قَالَ ذَٰلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ ۖ أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ ۖ وَاللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌ

Dia (Musa) berkata: “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”.

Hukum tajwidnya adalah sebagai berikut:

Qalqalah sughra pada huruf ba’ sukun di awal ayat. Dibaca dipantulkan secara ringan.

Mad asli atau mad thabi’i pada huruf fa’ kasrah bertemu ya’ sukun. Dibaca panjang dua harakat.

Mad jaiz munfasil pada huruf alif bertemu hamzah di kata yang berbeda. Dibaca panjang dua, empat atau lima harakat.

Mad badal pada huruf alif bertemu hamzah dalam kata yang sama. Dibaca panjang dua harakat.

Tafkhim pada lafaz Allah karena didahului oleh huruf kaf fathah. Dibaca tebal.

Alif lam syamsiyah pada lafaz bayna dan ad-dunya karena bertemu huruf syamsiyah. Dibaca idgham (masuk ke huruf berikutnya).

Ikhfa pada huruf nun sukun bertemu huruf sin. Dibaca samar dengan dengung selama tiga harakat.

Idzhar pada huruf nun sukun bertemu huruf ya’. Dibaca jelas tanpa dengung.