Berikut ini adalah pertanyaan dari silvylegianahermawan pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
jawaban:
Tindakan brutal ini menghancurkan peradaban Islam, baik secara fisik, psikis, sosial, politi, dan kultural.
penjelasan:
Islam mengalami kemajuan dan kemunduran, kemajuan yang dicapai pada masa Abbasiyah dan keruntuhannya ketika diserang bangsa Mongol. Saat itu, kekuasaan politik Islam mengalami kemunduran.
Wilayah kekuasaan Islam terpecah-pecah kedalam kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memusuhi. Tidak berhenti di situ, beberapa peninggalan budaya dan peradaban islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol, bahkan Timur Lenk menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Puncak masa keemasan Islam terjadi pada masa Al-Mansur, al Mahdi, al-Hadi, Harun al Rasyid, al Makmun, al Mu’tasim al Wathiq serta al Mutawakkil. Beberapa konsep pemerintahan dari Persia juga diadopsi dari sebagian khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan nikah silang dengan para perempuan Persia.
Pernikahan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun. Dinasti abbasiyah membuka ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, dan duduk di pemerintahan. Dibuktikan dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.
Pembentukan ibu kota baru berfungsi sebagai pusat pemerintahan, administrasi dan militer serta lalu lintas ekonomi. Al-Mansur memilih Baghdad sebagai ibu kota, tempat tersubur di Iraq yang memperoleh pengairan dari sungai Tigris dan Euphrate.
Pada masa Bani Umayyah, ibukota pemerintahan berpusat di Damaskus. Pada perkembangannya kota Baghdad menjadi kota bercorak kosmopolitan dengan penduduk beragam suku, etnis agama dan profesi. Selain itu, Baghdad menjadi lalu lintas perdagangan internasional.
Semua pencapaian tersebut secara tidak langsung menjadi faktor awal berkembangannya Ilmu pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor yang mendorong kebangkitan filsafat dan sains yang lain, yaitu pertama terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Kedua, pluralistik dalam pemerintahan dan politik. Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti Umayyah.
Ketiga, stabilitas pertumbuhan ekonomi dan politik. Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor sosial dan pendidikan seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Keempat, gerakan penerjemahan. Gerakan ini berlangsung dalam 3 fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya bidang astronomi dan manthiq.
Fase kedua berlangsung mulai masa al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai meluas dalam semua bidang keilmuan.
Kelima, berdirinya perpustakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan. Al-Ma’mun yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga kebijakan dibidang ilmu pengetahuan sangat menonjol yang mengakibatkan gairah intelektual mendapatkan wadah.
Al-Mansur mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi, pusat penterjemahan dan lembaga penelitian. Jadi, pada zaman inilah daerah Islam meluas yang akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan memuncak baik dalam bidang agama, non agama dan kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan dengan munculnya ulama-ulama besar.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh tantawirejang09 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 30 May 23