Apakah pahala bagi orang yang menyayangi yang lebih muda dalam

Berikut ini adalah pertanyaan dari yuriasari6055 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Apakah pahala bagi orang yang menyayangi yang lebih muda dalam Islam.

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Rasulullah bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا

“Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” (HR. at-Tirmidzi no. 1842 dari shahabat Anas bin Malik)

Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah. Hadits ini menunjukkan tentang disyariatkannya berakhlak yang baik dan wajibnya menyayangi antar sesama kaum muslimin. Hadits ini menerangkan tentang adab atau sopan santun dalam Islam ketika kita bergaul dengan anak muda atau orang tua, yang masing-masingnya memiliki hak yang pantas diberikan baginya.

Terhadap yang lebih tua maka hendaklah kita menghormati dan memuliakannya, karena mereka memiliki keutamaan. Adapun terhadap yang lebih muda maka hendaklah kita menyayangi dan lemah lembut kepadanya, karena pada diri yang lebih muda akal dan ilmunya masih kurang. Mereka perlu dibimbing dan dipenuhi kebutuhannya serta tidak menghukumnya apabila tidak sengaja melakukan kesalahan.

Demikianlah Islam mengajarkan akhlak mulia, saling menghormati dan menyayangi antar sesama muslim yang membuahkan rasa persaudaraan dan persatuan di antara kaum muslimin.

Makna ucapan beliau “bukan golongan kami” adalah bukanlah merupakan petunjuk kami atau ajaran kami. Bukanlah makna “bukan golongan kami” berarti dia adalah kafir.

Di antara bentuk menyayangi orang yang lebih muda adalah:

1. Mencium anak-anak.

Bahwasanya Rasulullah pernah mencium al-Hasan bin Ali sementara di sisi beliau ada al-‘Aqra bin Habis at-Tamimi yang sedang duduk. Kemudian al-‘Aqra berkata, “Sesungguhnya aku memiliki 10 anak namun aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.” Lalu Rasulullah memandangnya seraya bersabda,

مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ

“Barangsiapa yang tidak menyayangi maka dia tidak disayangi.” (HR. al-Bukhari no. 5538 dan Muslim no. 4282 dari shahabat Abu Hurairah) Rasulullah juga pernah bersabda,

لاَ يَرْحَمُ اللهُ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ

“Allah tidak menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia.” (HR. al-Bukhari no. 96 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Jarir bin ‘Abdillah)

2. Bercanda dengan anak kecil.

Anas bin Malik berkata,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَيُخَالِطُنَا حَتَّى يَقُولَ لِأَخٍ لِي صَغِيْرٍ يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ

“Dahulu Nabi biasa bergaul dengan kami sampai-sampai beliau mengatakan kepada adik laki-lakiku yang masih kecil, “Wahai Aba Umair, apa yang dilakukan nughair (burung kecil peliharaannya)?.” (HR. al-Bukhari no. 5664 dari shahabat Anas bin Malik)

3. Mengusap kepala anak kecil.

Yusuf bin Abdullah bin Salam berkata.

سَمَّانِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُوْسُفَ وَأَقْعَدَنِى عَلَى حِجْرِهِ وَمَسَحَ عَلَى رَأْسِي

“Aku diberi nama oleh Rasulullah dengan nama Yusuf, beliau mendudukkan aku di pangkuan beliau dan mengusap kepalaku.” (HR. al-Bukhari no. 367 dalam al-Adabul Mufrad dari Yusuf bin Abdullah bin Salam)

4. Memeluk anak kecil.

Ya’la bin Murrah bercerita, “Kami keluar bersama Rasulullah dan kami diundang untuk menyantap hidangan. Ternyata al-Husain sedang bermain di jalan. Maka dengan segera Nabi maju mendahului orang-orang kemudian membentangkan kedua tangan beliau. Namun anak itu justru berlari kesana kemari sementara beliau bercanda dan tertawa bersamanya sampai akhirnya beliau berhasil menangkapnya. Dan beliau memegang dagu al-Husain dengan salah satu tangannya dan tangan yang lain memegang kepalanya kemudian beliau memeluknya, lalu beliau bersabda,

حُسُيْنٌ مِنِّى وَأَنَا مِنْ حُسَيْنٍ أَحَبَّ اللهُ مَنْ أَحَبَّ حُسَيْنًا

“Husain (bagian) dariku dan aku (bagian) dari Husain, Allah mencintai orang yang mencintai Husain.” (HR. al-Bukhari no. 364 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Ya’la bin Murrah)

5. Memberikan buah kepada orang yang paling muda.

Abu Hurairah berkata, “Kebiasaan Rasulullah apabila diberi buah-buahan, beliau mendoakan,

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَدِيْنَتِنَا وَمُدِّنَا وَصَاعِنَا بَرَكَةً مَعَ بَرَكَةٍ

“Ya Allah, berikanlah keberkahan buat kami di kota kami, mud kami dan sha’ kami, keberkahan demi keberkahan.” Kemudian beliau memberikan buah tersebut kepada anak yang paling kecil di sebelah beliau. (HR. al-Bukhari no. 362 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Abu Hurairah).

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh firaalarif dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 04 Sep 22