Tiga contoh kelainan penyakit pada sistem koordinasi dan penyesuaian

Berikut ini adalah pertanyaan dari Babasrifaldo6983 pada mata pelajaran Ujian Nasional untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama

Tiga contoh kelainan penyakit pada sistem koordinasi dan penyesuaian

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Koordinasi gerakan tubuh melibatkan otot, sendi, dan juga saraf. Ketika Anda ingin melakukan suatu gerakan, ada lebih dari satu jenis otot, sendi, dan saraf yang terlibat di dalamnya dan setiap komponen memiliki peran yang berbeda-beda.

Ataksia

Ataksia adalah penyakit degeneratif yang memengaruhi fungsi sistem koordinasi otak, batang otak, atau saraf tulang belakang. Ataksia menyebabkan gerakan penderitanya menjadi tersentak dan terombang-ambing. Bahkan, penderita ataksia jadi sering terjatuh ketika berjalan karena gaya berjalannya yang tidak stabil.

Gejala ataksia yang paling umum terjadi adalah hilangnya keseimbangan dan koordinasi, adanya masalah pada kemampuan berbicara, sulit menelan, dan tremor.


Penyakit Parkinson


Penyakit ini juga merupakan sejenis penyakit degeneratif yang umum terjadi pada lansia. Penderita penyakit Parkinson mengalami gangguan fungsi sistem koordinasi di otak. Hal ini menyebabkan gangguan pergerakan yang khas seperti tremor, gerakan tubuh melambat dan kaku, serta kesulitan mempertahankan keseimbangan tubuh.



Dispraksia

Dispraksia adalah gangguan ketika pesan yang dikirim dari otak ke otot terganggu. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah dengan gerakan dan fungsi sistem koordinasi. Biasanya, penyakit atau gangguan ini terjadi sejak usia anak-anak. Akan tetapi, orang dewasa juga bisa terkena penyakit ini jika mengalami penyakit atau cedera.

Umumnya anak-anak yang terkena penyakit ini akan mengalami kesulitan saat menulis, mengikuti perintah, dan mengalami kesulitan saat berbicara dan mendengarkan.

Tanda-tanda awal terkena dispraksia dapat terlihat pada bayi yang terlambat untuk bisa duduk, merangkak, dan berjalan. Setelah umur bertambah, anak menjadi ceroboh, rawan mengalami kecelakaan, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk belajar bersepeda.


Developmental Coordination Disorder

Gangguan koordinasi perkembangan ini diperkirakan memengaruhi sekitar 5–6 persen anak. Gangguan atau penyakit ini ditandai dengan kesulitan dalam mempelajari keterampilan motorik halus dan kasar, dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Gangguan ini tidak hanya mengakibatkan masalah perkembangan fisik saja, namun juga akan memengaruhi kemampuan sosial. Gejalanya meliputi kesulitan saat melakukan keterampilan motorik, seperti menggunakan gunting, menangkap bola, atau mengendarai sepeda.

Fungsi sistem koordinasi sangat penting dalam kehidupan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari dampak gangguan sistem koordinasi yang dapat membuat seseorang kesulitan untuk melakukan aktivitas, bahkan yang sederhana seperti berjalan, dan mengalami penurunan performa kerja yang cukup drastis.

Penjelasan:

SEMOGA MEMBANTU DAN SELAMAT BELAJAR YAA ^_^  
#JADIKANJAWABANTERCERDAS

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh qnxzxzx dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 31 Aug 22