jelaskan pengertian qada mubro dan qadar mualaq​

Berikut ini adalah pertanyaan dari bataknovan pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Jelaskan pengertian qada mubro dan qadar mualaq​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

Takdir Muallaq

Takdir muallaq secara harfiah diterjemahkan sebagai sesuatu yang digantungkan. Jadi takdir muallaq merupakan ketentuan Allah SWT yang mengikutsertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia berusaha sementara hasil akhirnya akan ditentukan oleh Allah SWT. Hal ini sesuai firman Allah yang berbunyi:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah diri mereka sendiri” –Q.S Ar-Ra’du ayat 11.

Contoh takdir muallaq adalah:

1. Jika seseorang ingin memiliki kesehatan yang baik, ia harus mengupayakannya dengan olahraga dan menjaga kebersihan

2. Jika seseorang ingin pandai maka harus belajar dengan giat.

3. Jika seseorang ingin memiliki uang yang cukup maka ia harus bekerja keras.

4. Luasnya jaringan pertemanan karena sifat kita yang ramah dan baik kepada semua orang

Takdir Mubram

Takdir mubram adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari atau sudah pasti. Jadi takdir mubram merupakan ketentuan mutlak dari Allah SWT yang pasti terjadi dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya.

Beberapa contoh takdir mubram yakni:

1. Waktu, cara, dan tempat kematian

2. Bencana alam

3. Ras manusia

4. Kiamat

Meski takdir mubram tidak dapat dihindari, menurut Syekh M Ibrahim Al-Baijuri dalam Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, doa dipercaya dapat meminimalisir dampak bala yang timbul karena takdir mubram.

“Adapun perihal pertama (qadha mubram), (peran) doa meskipun tidak dapat menghilangkan bala, tetapi Allah mendatangkan kelembutan-Nya untuk mereka yang berdoa. Misalnya, ketika Allah menentukan qadha mubram kepada seseorang, yaitu kecelakaan berupa tertimpa batu besar, ketika seseorang berdoa kepada Allah, maka kelembutan Allah datang kepadanya, yaitu batu besar yang jatuh menimpanya menjadi remuk berkeping-keping sehingga dirasakan olehnya sebagai butiran pasir saja yang jatuh menimpanya,” (Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid)

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ditasyahpitri dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 04 Jul 21