Berikut ini adalah pertanyaan dari wahyunihikmah032 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Al-Qur'an menunjukkan bahwa kebebasan itu ada, namun pertanggungjawabannya tidak boleh diabaikan.
Kemerdekaan Manusia
Yang terutama dalam kebebasan manusia adalah kemerdekaan. Umat Islam pada zaman Rasulullah ﷺ memang telah menerima kondisi yang mengesahkan adanya perbudakan. Maka upaya Al-Qur'an dalam hal ini adalah dengan menyebutkan bahwa kemerdekaan budak itu merupakan pokok kebaikan. Al-Qur'an menyatakan:
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya."
(QS. Al-Baqarah/2: 177)
Kebebasan Beragama
Kemudian, selain dalam masalah kebebasan, tentang kebebasan ini, Al-Qur'an pun membahas mengenai kebebasan beragama.
Walaupun Allah menurunkan rasul-rasul-Nya, namun para rasul itu tidaklah dapat memaksa untuk beriman.
QS. Qaf/50:45 menyatakan: "dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka."
Kemudian, walaupun telah dijelaskan tentang kebenaran agama Islam, tetapi karena berprinsip kebebasan dalam beragama, maka Al-Qur'an menyatakan bahwa manusia berhak untuk memilih agama. Demikian dinyatakan dalam QS. Al-Kahfi/18:29:
"Dan katakanlah (Muhammad), "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir."
Karena para rasul bukanlah pemaksa dan juga karena manusia berhak memilih agama, maka jelaslah tidak ada paksaan dalam beragama: "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat."
(QS. Al-Baqarah/2: 256)
Kebebasan Berpikir
Yang termasuk dalam kebebasan selain kemerdekaan dan kebebasan beragama, ada juga kebebasan berpikir. Al-Qur'an banyak menyatakan tentang kebebasan berpikir ini.
Perintah berpikir ini tersirat dalam berbagai pernyataan Al-Qur'an yang membicarakan tentang penggunaan akal.
Perintah untuk berpikir dengan cara penyelidikan (research) diantaranya terdapat dalam QS. Al-'Ankabut/29:20:
"Katakanlah, "Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Apabila perintah berpikir dianggap kurang dapat mendukung tentang kebebasan berpikir, maka larangan untuk mengikuti dengan tunduk (taqlid) terhadap apa yang didapat baik tradisi, kepercayaan, ilmu, dan sebagainya lebih dapat dipahami bahwa Al-Qur'an sangat mendukung kebebasan berpikir. Demikian karena, menurut Al-Qur'an, boleh jadi yang diikutinya itu berbuat salah atau sesat. Salah satu larangan taqlid itu adalah:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab, "(Tidak!) Kami mengikuti apa yang kami dapati pada nenek moyang kami (melakukannya)." Padahal, nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan tidak mendapat petunjuk."
(QS. Al-Baqarah/2: 170)
Kebebasan dari Rasa Takut
Kebebasan dari tirani ketakutan sangat diperhatikan dalam Al-Qur'an. Hal ini dapat dililhat dalam Al-Qur'an bahwa dibolehkan untuk berkomentar dengan perkataan yang buruk kepada orang yang menzalim (para despotik). Seperti disebut dalam QS. An-Nisa'/4:148:
"Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
Dengan demikian, hak untuk bebas dan aman dari penzaliman manusia adalah hak manusiawi yang diakui keabsahannya oleh Allah.
Al-Qur'an pun berpihak pada orang yang teraniaya. Karena orang teraniaya itu mempunyai keinginan. Contoh tentang hal ini adalah kebebasan dari pemerkosaan. Al-Qur'an menyatakan:
"Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelαcuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barang siapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa."
(QS. An-Nur/24: 33)
Itulah sikap Al-Qur'an terhadap prinsip kebebasan. Sebuah sikap yang jelas dan lurus. Yang mengidealkan manusia untuk menentukan dirinya sendiri dengan segala kemampuan yang ada sebagai makhluk yang terbaik. Tentu, keidealan manusia itu menjadi tiada manakala ia mempertuhankan kebebasan menjadi kebebasan buta. Tidak ada jaminan keselamatan didunia dan diakhirat bagi orang-orang yang mendasarkan kebebasannya pada hawa nafsunya atau pada dunia yang seringkali menyesatkannya.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh FriendlyFrog dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 20 Sep 22