Sifat Objek dakwah (mad'u) terdiri dari​

Berikut ini adalah pertanyaan dari juliairma901 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Sifat Objek dakwah (mad'u) terdiri dari​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Penjelasan:

DAKWAH merupakan tugas mulia. Dalam menjalankan aktivitas dakwah, seorang dai tidak terlepas dari interaksi dengan mad’u (objek dakwah). Karenanya, seorang dai dituntut untuk mengenal objek dakwah.Hamam Abdurrahim Sa’id dalam kitabnya Qawaidu ad-Da’wah ila Allah mengatakan bahwa mengenal objek dakwah menjadi bagian penting dalam berdakwah. Hal pertama yang hendaknya dikenal dari objek dakwah adalah nama, termasuk gelar, baik akademis atau gelar penghormatan yang diberikan oleh masyarakat, nama panggilan akrab, dan memanggil dengan nama yang disukai.Abbas As-Siisi dalam kitabnya At-Thariq Ilal Quluubb menjelaskan cara menyentuh hati objek dakwah, salah satunya menghafal nama. Menghafal nama merupakan hal penting, dari sini terjadi interaksi dan lahir sifat saling percaya (tsiqah). Rasulullah SAW bersabda, “Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah temannya, lalu disuguhkan makanan, ia tidak mahu memakannya; dan seorang laki-laki yang bersama-sama laki-laki lain dalam perjalanan, tetapi tidak menanyakan nama dan nama orang tuanya.” (HR ad-Dailami).Indikasi keberhasilan seorang dai adalah mampu menghafal nama-nama sang objek dakwah. Jika belum mampu menghafal nama secara langsung, minimal memiliki pegangan biodata objek dakwah. Sebagian objek dakwah yang menilai sang dai lupa akan namanya, dan ia akan takjub jika ternyata dugaannya itu salah, ternyata sang dai masih mengingat namanya dengan baik.Tahap berikutnya adalah mengenal karakter objek dakwah. Mengenal nama saja tidak cukup, seorang dai juga harus mengenal kepribadiannya. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika terjadi penaklukan Kota Makkah. Abu Sofyan, tokoh Quraisy kala itu merupakan sosok yang kepribadiannya dikenal secara utuh oleh Rasulullah SAW. Beliau mengenal Abu Sofyan memiliki karakter ingin disanjung. Lalu, Rasul SAW berkata, "Barang siapa masuk rumah Abu Sofyan, maka ia akan aman."Abbas As-Siisi menyajikan kisah, bagaimana memulai perkenalan. Suatu ketika kami dalam perjalanan dari Iskandaria ke Asyuth ibukota Sha'id. Perjalanan itu membutuhkan waktu lama, sehingga kami membawa banyak makanan ringan. Waktu itu kereta api berhenti di tengah jalan lebih dari dua jam. Didorong oleh hadis bahwa barang siapa mempunyai kelebihan bekal, hendaknya memberikan kepada orang yang tidak mempunyai bekal (HR Muslim), maka salah seorang di antara kami berdiri dan membagi-bagikan makanan kepada penumpang. Dengan demikian kami sudah membuka pintu untuk saling mengenal, dan kejadian itu meninggalkan kesan mendalam di hati para penumpang.Kisah yang lebih menarik, Abbas As-Siisi sengaja menginjak kaki orang yang berdiri di sebelahnya saat naik trem. Orang itu marah, “Apakah Anda buta?” Ia pun menjawab dengan tenang, “Jangan terburu marah, wahai saudaraku. Memang saya ini seperti orang buta, karena penglihatanku sudah melemah.” Lalu, orang tersebut meminta maaf dan saling berkenalan.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh m62397902 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 27 Jul 21