tulislah lafadz Ibnu Rajab al-hambal tentang amalan yang di kerjakan

Berikut ini adalah pertanyaan dari qomariyahdewi43 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar

Tulislah lafadz Ibnu Rajab al-hambal tentang amalan yang di kerjakan dengan benar dan ikhlasbutuh banget​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Lafadz Ibnu Rajab al-Hambal tentang amalan yang dikerjakan dengan benar dan Ikhlas :

وَقَدْ دَلَّ عَلَى هَذَا الَّذِي قَالَهُ الْفُضَيْلُ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Sungguh, penjelasan al-Fudhail di atas telah ditunjukkan oleh firman Allah azza wa jalla,

Pembahasan

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan,

أَنَّ الْفَضْلَ بِنَفْسِ الْعَمَلِ وَجَوْدَتِهِ لَا بِقَدْرِهِ وَكَثْرَتِهِ

“Sesungguhnya keutamaan suatu amalan terletak pada kualitas amalan itu sendiri, bukan hanya kadar dan jumlahnya (banyaknya).” (Majmu’ al-Fatawa 4/378)

Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah menjelaskan makna Al-Mulk ayat 2,

أَيْ: أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ

“Yang dimaksud ‘siapa di antara kalian yang terbaik amalnya (ahsanu ‘amalan)’ adalah amalan yang paling ikhlas dan paling benar.

قِيلَ: يَا أَبَا عَلِيٍّ، وَمَا أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ؟

Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Abu Ali (yakni al-Fudhail), bagaimana penjelasan tentang amalan yang paling ikhlas dan paling benar?”

قَالَ: إِنَّ الْعَمَلَ إِذَا كَانَ خَالِصاً وَلَمْ يَكُنْ صَوَاباً لَمْ يُقْبَلْ، وَإِذَا كَانَ صَوَاباً وَلَمْ يَكُنْ خَالِصاً لَمْ يُقْبَلْ حَتَّى يَكُونَ خَالِصًاً صَوَاباً، وَالْخَالِصُ مَا كَانِ لِلهِ، وَالصَّوَابُ مَا كَانَ عَلَى السُّنَّةِ

Al-Fudhail bin ‘Iyadh menjawab,

“Sungguh, apabila suatu amalan sudah dikerjakan dengan ikhlas, tetapi tidak dilakukan dengan tata cara yang benar; tidak akan diterima (oleh Allah). Sebaliknya, apabila suatu amalan sudah dikerjakan dengan tata cara yang benar, tetapi tidak ikhlas; juga tidak akan diterima (oleh Allah). Amalan tersebut akan senantiasa tertolak sampai benar-benar dikerjakan dengan ikhlas dan dilakukan dengan tata cara yang benar.

Adapun makna ikhlas adalah amalan tersebut hanya dipersembahkan untuk Allah semata, sedangkan makna amalan dikerjakan dengan tata cara yang benar adalah amalan tersebut dilakukan dengan tata cara yang sesuai Sunnah (ajaran yang dicontohkan dan dibimbingkan oleh Rasulullah).

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya dalam kitab al-Ikhlas wa an-Niyyah hlm. 50—51 dan Abu Nu’aim dalam Hilyah al-Auliya` 8/95)

Ibnu Rajab rahimahullah mengomentari penjelasan al-Fudhail bin ‘Iyadh di atas,

وَقَدْ دَلَّ عَلَى هَذَا الَّذِي قَالَهُ الْفُضَيْلُ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Sungguh, penjelasan al-Fudhail di atas telah ditunjukkan oleh firman Allah azza wa jalla,

Setelah membawakan penjelasan al-Fudhail di atas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan,

وَهَذَانِ الْأَصْلَانِ هُمَا تَحْقِيقُ الشَّهَادَتَيْنِ اللَّتَيْنِ هُمَا رَأْسُ الْإِسْلَامِ

“Dua fondasi ini (ikhlas dan mutaba’ah) adalah realisasi yang sebenar-benarnya dari penerapan syahadatain (dua kalimat syahadat) yang mana keduanya adalah inti dari agama Islam.” (Iqtidha` ash-Shirath al-Mustaqim 23/29)

#BelajarBersamaBrainly

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh EksAphrodite dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 17 Sep 22