Jual beli adalah suatau perjanjian tukar menukar barang dengan barang atau uang dengan barang. Jual beli dapat dikatakan sah atau tidak tergantung dari terpenuhnya rukun-rukun dan syarat akad. Di desa ciwedang sering kali terdapat makanan yang dilakukan untuk mencapai tanpa melihat apakah jual beli yang dilakukan itu sudah sesuai dengan konsep hukum Islam atau bertentangan. Sebagaimana telah terjadi pada praktik jual beli kambing bunting dengan adanya tambahan harga, Dalam realitasnya jual beli kambing bunting di duga adanya unsur gharar. karena obyek fisik tersebut tidak diketahui oleh pembeli baik dalam hal kualitasnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat konsep jual beli dalam islam, untuk melihat praktik pelaksanaan jual beli kambing bunting di desa ciwedang garut, untuk melihat analisis hukum islam terhadap jual beli kambing bunting di desa ciwedang garut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menghimpun data kualitatif. Sumber data berupa primer dan sekunder. Jenis data yang diperoleh bersumber (Penelitian lapangan ). Teknik data menggunakan wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan deskriptif analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam jual beli kambing bunting tidak santai tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam jual beli. Hal ini berdasarkan hadits Sunnah Ibnu Majah menyebutkan suatu riwayat, yang artinya “ Rasulullah SAW telah melarang jual beli gharar ”. Karena dalam jual beli kambing bunting dengan tambahan uang untuk si janinnya mengandung unsur gharar, ketidakpastian pada kualitas objek akadnya sehingga dari sebab unsur-unsur tersebut mengakibatkan adanya ketidakrelaan dalam bertransaksi.