Apakah kalam Allah SWT dengan ucapan makhluk-Nya sama? Jelaskan! ​

Berikut ini adalah pertanyaan dari akmalasoleh2218 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar

Apakah kalam Allah SWT dengan ucapan makhluk-Nya sama? Jelaskan! ​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Tidak

Penjelasan:

Sifat kalam Allah (kalamullah) yang diyakini dan ditetapkan oleh ahlus sunnah mengandung dua pengertian, yaitu:

Pertama, sifat kalam dengan pengertian “sebagai lawan dari bisu”. Allah Ta’ala itu Maha berbicara dalam arti Allah Ta’ala bukan Dzat yang bisu. Allah Ta’ala Maha berbicara sejak dahulu tanpa awal (azali), bukan seperti manusia (makhluk) yang baru bisa berbicara setelah sebelumnya (ketika masih bayi) tidak bisa berbicara. Jadi, Allah Ta’ala Maha berbicara sejak dahulu tanpa awal dan terus-menerus Maha berbicara tanpa akhir.

Dengan kata lain, sifat kalam dengan pengertian semacam ini termasuk sifat dzatiyyah, karena Allah Ta’ala terus-menerus bersifat dengan sifat tersebut sejak dulu tanpa awal (azali) dan seterusnya tanpa akhir (abadi).

Kalam dengan pengertian pertama ini disebut juga dengan “jinsul kalaam” atau “nau’ul kalaam”.

Ke dua, sifat berbicara dengan pengertian “sebagai lawan dari diam”. Allah Ta’ala itu Maha berbicara dalam arti tidak diam. Allah Ta’ala berbicara kapan saja Allah Ta’ala kehendaki, dengan bahasa apa saja yang Allah Ta’ala kehendaki, dengan topik apa saja yang Allah Ta’ala kehendaki, dan dengan siapa saja yang Allah Ta’ala kehendaki dari makhluk-Nya.

Kapan Allah Ta’ala berbicara dengan Musa ‘alaihis salaam? Yaitu ketika Allah Ta’ala berkehendak untuk berbicara dengan Musa ‘alaihis salaam. Dan sebelum Musa ‘alaihis salaam itu ada, Allah Ta’ala tidak berbicara dengan Musa ‘alaihis salaam. Jadi, kalam Allah Ta’ala dengan pengertian ke dua ini adalah sesuatu yang baru (muhdats), tidak qadim. Karena Allah Ta’ala berbicara dengan topik tertentu (misalnya, berbicara dengan kalimat A) setelah sebelumnya tidak membicarakannya.

Allah Ta’ala berfirman,

“Dan ketika Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (secara langsung) kepadanya.” (QS. Al-A’raf [7]: 143)

Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala mengatakan bahwa Dia berbicara kepada Musa ‘alaihis salaam dengan isi pembicaraan tertentu ketika Musa ‘alaihis salaam datang pada waktu yang telah ditentukan.

Dengan kata lain, sifat kalam dengan pengertian semacam ini termasuk sifat fi’liyyah, karena perbuatan Allah Ta’ala berupa berbicara tersebut tergantung dengan kehendak (masyi’ah) Allah Ta’ala. Jika Allah Ta’ala berkehendak, Allah Ta’ala berbicara. Dan jika Allah Ta’ala tidak berkehendak, maka Allah Ta’ala tidak berbicara.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh taufikhidayatopicx dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sat, 18 Feb 23