Kisah Nabi Nuh, dari Kaum Penyembah Patung hingga Banjir Datang

Berikut ini adalah pertanyaan dari sonyaye7 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar

Kisah Nabi Nuh, dari Kaum Penyembah Patung hingga Banjir Datang tolong cari di googletolong di simpulkan 1 lembar kertas porto folio​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Pada awalnya, Bani Rasib adalah kaum yang beriman kepada Allah SWT. Di antara mereka ada lima laki-laki saleh yang jadi panutan dan sangat dihormati oleh penduduk di sana.

Kelima orang tersebut bernama Wadd, Suwaa', Yaghut, Yauq, dan Nasr.

Namun, saat suatu waktu kelimanya meninggal, orang-orang Bani Rasib ini merasa kehilangan, sehingga mereka berinisiatif membuatkan patung atau berhala.

Namun, semakin lama, perlakuan Bani Rasib ini malah semakin menyimpang pada ajaran Allah SWT, dan mereka menjadikan patung-patung tersebut sesembahan.

Bahkan, hingga beberapa generasi, Bani Rasib telah kehilangan iman kepada Allah SWT.

Kesesatan Bani Rasib tersebut pun telah diperingati oleh Nabi Nuh AS, yang hidup di antara mereka untuk mengajak kembali beriman kepada Allah SWT.

Namun, ajakan Nabi Nuh AS tidak membuahkan hasil dan hanya sedikit pengikut Nabi Nuh AS pada saat itu.

Bahkan Bani Rasib malah semakin tenggelam pada kesesatan dan kesombongan.

Pada saat Nabi Nuh AS mengajak orang-orang Bani Rasib untuk kembali ke jalan Allah SWT, Nabi Nuh malah mendapat hinaan dan dakwahnya dicemooh.

Tantangan berdakwah Nabi Nuh AS pun kian hari kian berat.

Hingga akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat bahtera atau kapal yang sangat besar untuk menghindarkan Nabi Nuh AS dan orang-orang Bani Rasib dari bencana hebat.

Peringatan Nabi Nuh justru dianggap permainan oleh Bani rasyib . Nabi Nuh AS adalah salah satu dari lima nabi yang mendapat gelar ulul azmi.

Ini berarti Nabi Nuh AS termasuk dalam nabi dan rasul pilihan Allah SWT karena ketabahan dan keteguhan hatinya yang luar biasa.

Bahkan Nabi Nuh AS telah berdakwah selama 950 tahun untuk menegalan agama Allah.

Kisah Nabi Nuh AS sendiri dijelaskan dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ

Artinya:

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.

Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim (QS. Al Ankabut (29): 14)."

Alquran juga menyebutkan bahwa bahtera itu mendarat di "Gunung Judi" (Qur'an 11:44), yang diyakini banyak Muslim berada di Turki.

Di dalam kisah Nabi Nuh AS, ia diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan tauhid kepada Bani Rasib, yang pada saat itu dikisahkan telah terjerumus ke dalam kesyirikan.

Bangsa ini hidup dengan menyembah berhala berupa patung-patung, yang mereka yakini akan memberikan mereka harta dan keberkahan.

Kaum Bani Rasib juga dikisahkan kerap melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Pada awalnya, Bani Rasib adalah kaum yang beriman kepada Allah SWT. Di antara mereka ada lima laki-laki saleh yang jadi panutan dan sangat dihormati oleh penduduk di sana.

Kelima orang tersebut bernama Wadd, Suwaa', Yaghut, Yauq, dan Nasr.

Namun, saat suatu waktu kelimanya meninggal, orang-orang Bani Rasib ini merasa kehilangan, sehingga mereka berinisiatif membuatkan patung atau berhala.

Namun, semakin lama, perlakuan Bani Rasib ini malah semakin menyimpang pada ajaran Allah SWT, dan mereka menjadikan patung-patung tersebut sesembahan.

Bahkan, hingga beberapa generasi, Bani Rasib telah kehilangan iman kepada Allah SWT.

Kesesatan Bani Rasib tersebut pun telah diperingati oleh Nabi Nuh AS, yang hidup di antara mereka untuk mengajak kembali beriman kepada Allah SWT.

Namun, ajakan Nabi Nuh AS tidak membuahkan hasil dan hanya sedikit pengikut Nabi Nuh AS pada saat itu.

Bahkan Bani Rasib malah semakin tenggelam pada kesesatan dan kesombongan.

Pada saat Nabi Nuh AS mengajak orang-orang Bani Rasib untuk kembali ke jalan Allah SWT, Nabi Nuh malah mendapat hinaan dan dakwahnya dicemooh.

Tantangan berdakwah Nabi Nuh AS pun kian hari kian berat.

Hingga akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat bahtera atau kapal yang sangat besar untuk menghindarkan Nabi Nuh AS dan orang-orang Bani Rasib dari bencana hebat.

Peringatan Nabi Nuh justru dianggap permainan oleh Bani Rasib.

Mereka menentang Nabi Nuh, “Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami.

Kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”

Nuh kemudian menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.”

Baca Juga: 5 Aplikasi Belajar Mengaji dan Kisah Nabi untuk Anak

Usai menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, Nabi Nuh kemudian mengumpulkan para pengikutnya dan mereka mulai membuat kapal.

Namun, apa yang dilakukan oleh Nabi Nuh dan pengikutnya ternyata malah menjadi bahan ejekan dan cemoohan.

Tak lama, hujan pun turun selama 40 hari 40 malam yang kemudian membuat bencana banjir besar melanda seluruh kota dan desa.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh andynakiarra28 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Thu, 25 May 23