Jawaban:

Jadi jelaslah bahwa nyanyian ini adalah sebagai nasihat yang disampaikan oleh rakyat atau pemegang kekuasaan, dan ini akan berkaitan pula dengan peribahasa rakyat yang berbunyi. " Kalau pandai meniti buih, selamat badan sampai diseberang". Pantun ini mengandung pengertian yang dalam, di dalam pantun inilah sebenarnya terkandung hakikat dari Lancang kuning itu. Lancang kuning sebagai lambang kejayaan, kekuasaan, kebesaran, dan kepahlawanan itu dikemudikan oleh sang Nahkoda, yakni pemegang kekuasaan. Lancang berlayar menuju ke lautan dalam, berlayar di malam hari. Ini melaksanakan tujuan yang amat jauh yang penuh tantangan dan bahaya. Bila sang Nahkoda kurang paham dan Ia tidak dapat mengemudikan Lancang dengan baik, maka akan celakalah semuanya. Lancang itu akan tenggelam dan akan tenggelam pula lah seluruh isinya. Akan punahlah kejayaan, kekuasaan, kebesaran, keperkasaan, dan kepahlawanan itu. Mengapa tidak disebutkan Lancang kuning berlayar siang, berlayar sore, atau berlayar pagi? itulah kecerdikan rakyat Riau.