Tuliskan kisah yang melatar belakangi hadits tentang niat!

Berikut ini adalah pertanyaan dari Bluexberrxy pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar

Tuliskan kisah yang melatar belakangi hadits tentang niat!

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Prof Wahbah Az Zuhaili secara khusus membahas perkara niat dari hakikat, definisi hingga hukum di dalam Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu juz I. Menurut istilah syara, niat diartikan sebagai tekad hati untuk melakukan amalan fardhu atau yang lain.

"Atas dasar ini, maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh orang yang berakal, dalam keadaan sadar dan atas inisiatif sendiri, pasti disertai dengan niat," tulis Prof Wahbah seperti dikutip Tim Hikmah detikcom.

Hukum Niat

Di dalam Kitab Ad Dardir, asy-Syarhul Kabir jilid pertama ditulis bahwa jumhur fuqaha, -kecuali mahdzab Hanafi-, menyatakan hukum niat adalah wajib apabila menjadi sarat sah sebuah perbuatan. Misalnya: wudhu, mandi wajib, tayamum, sholat, puasa, haji, zakat dan lainnya.

Hukum niat menjadi sunah apabila sah tidaknya perbuatan yang akan dilakukan bukan bergantung dari niat.

Dalil yang menyatakan bahwa niat hukumnya wajib antara lain terdapat dalam Al Quran Surat al Bayyinah ayat 5

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (al-Baiyinah: 5).

Dalil lainnya adalah sebuah hadits yang disepakati keshahihannya oleh Imam al - Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Majah dan Imam Ahmad. Hadits ini bersumber dari Umar bin Khattab r.a.

Umar berkata pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya (sahnya) amal-amal perbuatan adalah hanya bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatinya. Barangsiapa hijrahnya adalah karena Allah SWT dan Rasulu-Nya, maka hijrahnya dicatat Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena untuk mendapatkan dunia atau (menikahi) wanita, maka hijrahnya adalah (dicatat) sesuai dengan tujuan hijrahnya tersebut."

Disebutkan oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri 'Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1', Imam An-Nawawi menyebutkan "Niat adalah ukuran keshahihan amal perbuatan. Jika niatnya benar, amalannya pasti benar namun jika niat rusak, rusak juga amalnya."

Berikut keutamaan tentang niat:

1. Niat Rahasia dan Ruh Ibadah

Allah SWT berfirman:

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (Al-Hajj: 37).

Abdullah bin Mas'ud memaparkan, "Ucapan tidak akan bermanfaat kecuali disertai amalan. Ucapan dan amalan tidak akan bermanfaat kecuali disertai niat. Ucapan, amalan dan niat tidak akan bermanfaat kecuali dengan praktik sesuai sunnah." (Al-'Iddah (11/8)).

2. Niat Seseorang Lebih Sempurna dari Amalnya

Tsabit Al-Banani mengungkapkan, niat seseorang lebih sempurna dari amalnya. Seorang Mukmin berniat melakukan ibadah pada waktu malam, berpuasa di siang hari dan mendermakan sebagian hartanya namun dirinya tidak mengikuti semua itu. Jadi, niatnya jadi sempurna dari amalnya. (Hilyah Al-Auliya (2/326)).

3. Bahagia di Dunia dan Akhirat

"Siapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam, dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik." (Al-Isra: 18-19).

Semoga hadits tentang niat dan keutamaannya dapat dipahami dan dipelajari agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penjelasan:

semoga membantu Anda

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rismayufrina dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 10 May 22