Menganalisis gambar di bawah ini

Berikut ini adalah pertanyaan dari nukeinsania25 pada mata pelajaran PPKn untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Menganalisis gambar di bawah ini
Menganalisis gambar di bawah ini

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

di indonesia ada beragam agama ada islam , kristen , buddha , hindu , katolik , dan khong hu cu . karena beragammnya agama di indonesia ada tempat beribadah untuk masing masing agama :

● kristen : gereja

● islam : masjid

● khong hu cu : klenteng

● buddha : wihara

● hindu : pura

● katolik : gereja

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila, pada sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ideologi ini adalah kompromi antara gagasan negara Islam dan negara sekuler.[2] Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi, dan budaya. Menurut hasil Sensus Penduduk Indonesia 2018, 86,7% dari 267.670.543 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam (Indonesia merupakan wilayah dengan penduduk muslim terbanyak di dunia[3]),7,6% Kristen Protestan, 3,13% Kristen Katolik, 1,74% Hindu, 0,77% Buddha, 0,03% Konghucu, 0,04% agama lainnya. [1]

Agama di Indonesia (2018)[1]

Islam (86.7%)

Kristen Protestan (7.6%)

Kristen Katolik (3.12%)

Hindu (1.74%)

Buddha (0.77%)

Konghucu (0.03%)

Peta penyebaran agama di Indonesia berdasarkan hasil sensus 2010.

Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, masjid terbesar di Asia Tenggara.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa "negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu". Dalam Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, negara secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Belakangan, aliran kepercayaan (agama asli Nusantara) juga telah diakui sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia tertanggal 7 November 2017.

Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antaragama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antarkelompok maupun antargolongan. Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.

Walaupun Pemerintah Indonesia mengenali sejumlah agama berbeda, konflik antar agama kadang-kadang tidak terelakkan. Pada masa Orde Baru, Soeharto mengeluarkan perundang-undangan yang oleh beberapa kalangan dirasa sebagai anti Tionghoa. Presiden Soeharto mencoba membatasi apapun yang berhubungan dengan budaya Tionghoa, mencakup nama dan agama.[68][92] Antara 1966 dan 1998, Soeharto berikhtiar untuk de-Islamisasi pemerintahan, dengan memberikan proporsi lebih besar terhadap orang-orang Kristen di dalam kabinet. Namun pada awal 1990-an, isu Islamisasi yang muncul, dan militer terbelah menjadi dua kelompok, nasionalis dan Islam.[93]

Semasa era Soeharto, program transmigrasi di Indonesia dilanjutkan, setelah diaktifkan oleh pemerintahan Hindia Belanda pada awal abad ke-19. Maksud program ini adalah untuk memindahkan penduduk dari daerah padat seperti pulau Jawa, Bali dan Madura ke daerah yang lebih sedikit penduduknya, seperti Ambon, kepulauan Sunda dan Papua. Kebijakan ini mendapatkan banyak kritik, dianggap sebagai kolonisasi oleh orang-orang Jawa dan Madura, yang membawa agama Islam ke daerah non-Muslim. Penduduk di wilayah barat Indonesia kebanyakan adalah orang Islam dengan Kristen merupakan minoritas kecil, sedangkan daerah timur, populasi Kristen adalah sama atau bahkan lebih besar dibanding populasi orang Islam, terjadinya konflik antar agama dan ras di wilayah timur Indonesia, seperti kasus kerusuhan Kepulauan Maluku dan kerusuhan Poso.[94]

Pada tahun 2007—2012 ada serangan dari kaum Sunni terhadap masjid dan rumah-rumah Syiah dan Ahmadiyyah.[95] Untuk mencegah hal ini terjadi di masa depan, pada tahun 2011, khususnya, didirikan Mejlis Sunni dan Syiah (MUHSIN).[96]

Pemerintah telah berniat untuk mengurangi konflik atau ketegangan tersebut dengan pengusulan kerjasama antar agama. Kementerian Luar Negeri, bersama dengan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, yang dipegang oleh Sarjana Islam Internasional, memperkenalkan ajaran Islam moderat, yang mana dipercaya akan mengurangi ketegangan tersebut.[97] Pada 6 Desember 2004, dibuka konferensi antar agama yang bertema “Dialog Kooperasi Antar Agama: Masyarakat Yang Membangun dan Keselarasan”. Negara-negara yang hadir di dalam konferensi itu ialah negara-negara anggota ASEAN, Australia, Timor Timur, Selandia Baru dan Papua Nugini, yang dimaksudkan untuk mendiskusikan kemungkinan kerjasama antar kelompok agama berbeda di dalam meminimalkan konflik antar agama di indonesia .

●semoga membantu

● maaf kalau terlalu panjang

● jadikan jawaban terbaik

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh KezsaEkaKinanti dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 11 Jul 21