di sidratul muntaha Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk​

Berikut ini adalah pertanyaan dari erniresmiati112 pada mata pelajaran B. Arab untuk jenjang Sekolah Dasar

Di sidratul muntaha Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendapatkan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk melaksanakan shalat 50 kali dalam sehari semalam, selanjutnya ia turun dan kembali berpapasan dengan Nabi Musa ‘Alaihi al-Salam. Saat itu, Nabi Musa bertanya kepada Nabi Muhammad tentang jumlah kewajiban shalat dan menyampaikan jumlah shalat terlalu berat bagi umat Muhammad yang dinilai lemah.

Atas saran Nabi Musa, Nabi Muhammad kembali menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk memohon keringanan jumlah kewajiban shalat. Bahkan saat kembali bersua Nabi Musa, Nabi kembali diminta untuk menghadap untuk memohon keringanan hingga akhirnya mendapat kewajiban shalat hanya 5 kali dalam sehari semalam.

Bahkan sekalipun Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah bolak-balik menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mendapatkan kewajiban 5 kali dari 50 kali perintah pertama. Nabi Musa tetap menyarankan agar kembali menghadap Allah dan kembali meminta pengurangan jumlah. Namun Nabi Muhammad menjawab: “Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu,”

Ketika kembali dari perjalanan malam, Nabi Muhammad kembali ke rumah Ummu Hani dan menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya. Mendengar kisah itu, Sang Sepupu membujuk Rasulullah agar tidak menyebarkan hal itu kepada masyarakat, terlebih di tengah kebencian Kafir Quraiys yang berusaha keras menyerang umat Islam.

Hanya saja Sang Nabi bersikukuh dan menyampaikan peristiwa yang dialaminya, hal tersebut menjadi momentum bagi Kafir Quraiys untuk mengolok-olok dan menyerang umat Islam. Bahkan mereka meyakini jika masyarakat mendengar apa yang diceritakan Nabi tentang kisah Isra’ Mi’raj, para pengikut Nabi bakal berbalik dukungan dan meyakini Sang Nabi mengarang cerita.

Peristiwa tersebut pada akhirnya juga sampai di telinga Abu Bakar Radiyallahu ‘Anhu, awalnya sang sahabat kesayangan mengira jika apa yang didengar sebagai sebuah karangan dan dusta dari para Kafir Quraiys. Namun saat diberitahu jika Nabi sendiri yang bercerita, Abu Bakar langsung sangat yakin jika peristiwa tersebut benar adanya.

“Kalaupun demikian yang dikatakan (Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tentu beliau bicara yang sebenarnya. Beliau mengatakan kepadaku, bahwa ada berita dari Tuhan, dari langit ke bumi, pada waktu malam atau siang, dan aku meyakini yang kalian permasalahkan cuma sepele saja.” tegas Abu Bakar.

Dari keyakinan Abu Bakar terhadap Rasulullah inilah, gelar ash-Shiddiq disematkan untuknya sebagai sosok dewasa pertama yang menyatakan keislamannya kepada Nabi Muhammad. Ash-Shiddiq bermakna saksi kebenaran atau orang yang meyakini kebenaran.

Di sisi lain, peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi ujian berat bagi umat Islam dalam meyakini sebuah agama sebagai jalan hidup mereka secara menyeluruh, sekalipun seseorang percaya atau tidak terhadap peristiwa tersebut juga tidak berpengaruh bagi Allah maupun ajaran-Nya. Tetapi orang yang mendapatkan hikmah akan memiliki keyakinan mendalam kepada Sang Khaliq.

“Katakanlah (Muhammad); berimanlah kamu kepadanya (Al-Qur’an) atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur’an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud.” QS Al-Isra’: 107.

Berkenaan dengan peristiwa tersebut, Quraish Shihab menyebutkan dalam ‘Makna Isra’ Mi’raj’; terpenting dan sangat perlu dibahas dalam peristiwa perjalanan lintas dimensi ruang dan waktu bukanlah bagaimana, tetapi mengapa Isra’ dan Mi’raj terjadi?

Peristiwa Isra’ Mi’raj menjadi sangat penting karena di dalamnya terdapat kandungan perintah shalat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Terlebih pada hakikatnya, shalat menjadi sebuah kebutuhan mutlak untuk mewujudkan manusia seutuhnya, sekaligus menjadi gerbang yang menghubungkan mahluk dengan Sangat Khaliq.

Penjelasan:

maaf klu salah

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh HALoHoLA10 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 06 Jul 21